Watak Tokoh Fabel Semua Istimewa Dan Buktinya Dalam Teks
Watak Tokoh Fabel Semua Istimewa Dan Buktinya Dalam Teks
Andri Blog - Salah satu cara mencari ilmu memahami teks dongeng fabel yaitu dengan menganalisis tokohnya. Bukan Istimewa buat tokoh dalam dongeng fabel siapa, namun bagaimana wataknya dan bagaimana cara menggambarkan watak tokoh tadi.
Sebelum tahu cara menetukan dan penggambaran tokoh, yg perlu dipelajari yaitu tanda tokoh terlebih dahulu. Setelah mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat pada dalam sebuah fabel, maka mampu dianalisis tabiat atau karakternya. Karakter atau watak tokoh dalam fabel ini sanggup diketahui menurut bukti-bukti yang terdapat pada dalam dongeng fabel.
Selah satu cara buat menentukan watak tokoh yaitu membaca holistik teks fabel. Khususnya teks fabel Semua Istimewa.
Ada baiknya kita baca terlebih dahulu teks fabelnya sebelum kita tentukan tokoh, tabiat tokoh, serta buktinya dalam teks.
Berikut ini teks fabel Semua spesial.
Semua Istimewa
Ulu, seekor katak hijau, sedang bangun di pinggir kolam. Hai itu langit sangat kelabu serta hari menyerupai itulah yang Ulu sukai. Tidak lama kemudian air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa.
"Hujan sudah tiba!" Ulu berteriak menggunakan girang. Ulu pun mulai bersenanndung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat semut yang kecil sedang berteduh pada pulang bunga surya.
"Wahai semut, hujan sudah datang jan cubo cubo bersembunyi!" seru Ulu kepada semut yg sedang berusaha keras menghindari tetesan air hujan.
Semut menghela napas serta menantap Ulu dalam-pada. "Ulu, aku nir suka menggunakan ujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak sanggup berenang sepertimu, makanya saya berteduh," sahut Semut.
"Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku semenjak berupa berudu telah sanggup berenang, masa kau nir sanggup? Berenang itu sangat gampang, julurkan saja kakimu," Ulu menjulurkan kakinya, "dan tendang ke belakang menyerupai iti! Ups, maaf, kakimu kan pendek," Sambi tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut.
Semut spesial buat mampu menatap Ulu dengan kesal. Semut nir mampu berenang karena beliau berjalan.
Ulu balik berseru, "Hujan sudah tiba! Hujan telah tiba! Oh, Hai Ikan! Au sangat senang dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir bak serta berbicara pada Ikan yg sedang berenang di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya ke atas dan berbicara kepada Ulu. "Aku tidak sanggup merasakan hujan Ulu. Lihatlahh, saya tinggal bersama air. Bagaimana caranya saya bisa menikmati hujan menyerupai kau Ulu?" Ikan pun pulang berputar-putar pada pada kolam.
"Hah! Murung sekali hidupmu Ikan! Seandainya kau sanggup menyerupai aku , sanggup hidup pada pada dua dunia, darat serta air, mungkin kau akan bisa mencicipi kebahagiaan ini. Nikmati saja air kolammu karena kau idak akan sanggup pernah merasakan rintikan hujan di badanmu!"
Apa yang Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yg ersisik, lalau menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang ersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisikolam yang lain. Ulu pun pulang melompat-lompat pada kurang lebih bak serta pulang bersenandung.
Saat Ulu datang di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger i dhan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama menyerupai Semut dan Ikan yg nir sanggup menikmati hujan.
"Hai Burung, kenapa kau tdak mau keluar serta menikmati hujan? Apakah kau takut bulumu basah? Atau apakah kau takut tenggelam ke dalam bak menyerupai Semut? Ataukah memang kau tidak mampu menikmati indahnya hujan menyerupai Ikan?" Setelah mengatakan demikian, Ulu tertawa kencang-kencang.
Burung menatap ke arah Ulu yg masih tertawa, "Hai Ulu, apakah kau bisa naik ke yuk?"
Ulu kebingunan, "Apa maksudmu, Burung?"
"Apakah kau sanggup memanjat naik ke mari, Ulu?"
"Apa yg kau maksud, Burung? Tentu saja saya tidak mampu!" Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya,. Ulu menyesal punya kaki yg pendek sehinga tidak bisa terbang.
"Ulu, tidakkah kau tahu bahwa Sang Pencipta menciptakan kita dengan k3unikan yang nir serupa-beda? Aku nir bisa berenang sepertimu serta ikan, tetapi aku sanggup terbang mengitari angkasa," burung kembali menyampaikan dengan bijak. "Itulah yg kumaksud, Ulu. Kita masing-masing mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Semut tidak mampu berenang sepertimu, tetapi dia bisa menyusup ke loka-loka kecil yang tidak bisa kau lewati. Ikan nir bisa melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!"
Ulu mulai menyadari bahwa tindakannya keliru. Diam-diam Ulu berpikir bahwa tindakannya itu nir sahih. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina sahabat-temannya.
"Maafkan saya Burung." ucap Ulu seraya menatap sendu ke arah Semut, Ikan yang sejak tersebut memperhatikan pembicaraan mereka. "Maafkan aku Semut, Ikan, selama ini saya sudah menyinggung perasaanmu." Sejak waktu itu, Ulu mulai menghargai sahabat-temannya serta mereka pun menyukainya kembali.
Dari teks dongeng fabel di atas bisa kita ketahui bahwa terdapat empat tokoh yang terlibat pada fabel pada atas yaitu:
1. Tokoh Ulu si Katak Hijau
2. Tokoh Semut yg Penakut
tiga. Tokoh Ikan yang Minder
4. Tokoh Burung yg Bijaksana
Dari keempat tokoh pada atas, sanggup disebutkan masing-masing wataknya yaitu menjadi berikut:
Tokoh Ulu berwatak Sombong. Dia selalu menyombongkan kelebihannya dibanding dengan sahabat-sahabat yang lain yg terdapat di sekitar kola.
Ulu mengejek Semut yang tidak sanggup berenang.
Bukti pada Fabel:
"Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku semenjak berupa berudu telah sanggup berenang, masa kau nir sanggup? Berenang itu sangat gampang, julurkan saja kakimu," Ulu menjulurkan kakinya, "dan tendang ke belakang menyerupai iti! Ups, maaf, kakimu kan pendek," Sambi tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut.
Dalam kutipan di atas, sanggup diketahui bahwa Ulu suka mengejek orang lain yang nir sama dengan dirinya.
Tokoh Semut berwatak Penakut. Dengan tubuh yg kecil, semut takut akan hujan lantaran nir sanggup berenang. Dia jua tidak sanggup berbuat apa-apa ketika buat diejek oleh Ulu, ia buat terdiam.
Bukti pada fabel:
Semut spesial buat mampu menatap Ulu dengan kesal. Semut nir mampu berenang karena beliau berjalan.
Tokoh Ikan berwatak pemarah. Ketika ulu mengejeknya dia Istimewa untuk membisu, minder, serta murka . Akhirnya dia (ikan) lebih menentukan menghindari tokoh Ulu daripada wajib melayani olok-olokan tokoh Ulu.
Bukti pada fabel:
Apa yg Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yang ersisik, lalau menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yg ersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisi bak yang lain. Ulu pun pulang melompat-lompat di kurang lebih bak dan balik bersenandung.
Tokoh Burung berwatak bijaksana. Meskipun dia diejek sang Ulu, Tokoh Burung justru menjawab tantangan tokoh Ulu menggunakan balasan yg cerdas serta menohok. Akhirnya Ulu pun mengakui masih banyak hal yang harus diperbaiki dirinya.
Bukti pada Fabel:
"Ulu, tidakkah kau memahami bahwa Sang Pencipta membangun kita menggunakan k3unikan yang tidak serupa-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu dan ikan, tetapi saya mampu terbang mengitari angkasa," burung pulang mengatakan dengan bijak.
Demikian klarifikasi perihal tokoh dan watak tokoh dalam fabel 'Semua Istimewa'. Semoga bermanfaat dalam pembelajaran Cerita Rakyat.
Tentang-soal.
Sebelum tahu cara menetukan dan penggambaran tokoh, yg perlu dipelajari yaitu tanda tokoh terlebih dahulu. Setelah mengetahui tokoh-tokoh yang terlibat pada dalam sebuah fabel, maka mampu dianalisis tabiat atau karakternya. Karakter atau watak tokoh dalam fabel ini sanggup diketahui menurut bukti-bukti yang terdapat pada dalam dongeng fabel.
Selah satu cara buat menentukan watak tokoh yaitu membaca holistik teks fabel. Khususnya teks fabel Semua Istimewa.
Ada baiknya kita baca terlebih dahulu teks fabelnya sebelum kita tentukan tokoh, tabiat tokoh, serta buktinya dalam teks.
Berikut ini teks fabel Semua spesial.
Semua Istimewa
Ulu, seekor katak hijau, sedang bangun di pinggir kolam. Hai itu langit sangat kelabu serta hari menyerupai itulah yang Ulu sukai. Tidak lama kemudian air mulai menetes perlahan-lahan dari angkasa.
"Hujan sudah tiba!" Ulu berteriak menggunakan girang. Ulu pun mulai bersenanndung sambil melompat-lompat mengitari kolam. Ia melihat semut yang kecil sedang berteduh pada pulang bunga surya.
"Wahai semut, hujan sudah datang jan cubo cubo bersembunyi!" seru Ulu kepada semut yg sedang berusaha keras menghindari tetesan air hujan.
Semut menghela napas serta menantap Ulu dalam-pada. "Ulu, aku nir suka menggunakan ujan. Kamu lihat betapa mungilnya tubuhku? Air hujan akan menyeret dan menenggelamkanku ke kolam! Aku tidak sanggup berenang sepertimu, makanya saya berteduh," sahut Semut.
"Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku semenjak berupa berudu telah sanggup berenang, masa kau nir sanggup? Berenang itu sangat gampang, julurkan saja kakimu," Ulu menjulurkan kakinya, "dan tendang ke belakang menyerupai iti! Ups, maaf, kakimu kan pendek," Sambi tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut.
Semut spesial buat mampu menatap Ulu dengan kesal. Semut nir mampu berenang karena beliau berjalan.
Ulu balik berseru, "Hujan sudah tiba! Hujan telah tiba! Oh, Hai Ikan! Au sangat senang dengan hujan, bagaimana denganmu? Ulu berhenti di pinggir bak serta berbicara pada Ikan yg sedang berenang di dalam kolam. Ikan mendongakkan kepalanya ke atas dan berbicara kepada Ulu. "Aku tidak sanggup merasakan hujan Ulu. Lihatlahh, saya tinggal bersama air. Bagaimana caranya saya bisa menikmati hujan menyerupai kau Ulu?" Ikan pun pulang berputar-putar pada pada kolam.
"Hah! Murung sekali hidupmu Ikan! Seandainya kau sanggup menyerupai aku , sanggup hidup pada pada dua dunia, darat serta air, mungkin kau akan bisa mencicipi kebahagiaan ini. Nikmati saja air kolammu karena kau idak akan sanggup pernah merasakan rintikan hujan di badanmu!"
Apa yang Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yg ersisik, lalau menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yang ersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisikolam yang lain. Ulu pun pulang melompat-lompat pada kurang lebih bak serta pulang bersenandung.
Saat Ulu datang di bawah pohon, ia melihat Burung sedang bertengger i dhan pohon dan membersihkan bulunya. Ulu mengira Burung juga sama menyerupai Semut dan Ikan yg nir sanggup menikmati hujan.
"Hai Burung, kenapa kau tdak mau keluar serta menikmati hujan? Apakah kau takut bulumu basah? Atau apakah kau takut tenggelam ke dalam bak menyerupai Semut? Ataukah memang kau tidak mampu menikmati indahnya hujan menyerupai Ikan?" Setelah mengatakan demikian, Ulu tertawa kencang-kencang.
Burung menatap ke arah Ulu yg masih tertawa, "Hai Ulu, apakah kau bisa naik ke yuk?"
Ulu kebingunan, "Apa maksudmu, Burung?"
"Apakah kau sanggup memanjat naik ke mari, Ulu?"
"Apa yg kau maksud, Burung? Tentu saja saya tidak mampu!" Ulu cemberut dan menatap ke arah dua kakinya,. Ulu menyesal punya kaki yg pendek sehinga tidak bisa terbang.
"Ulu, tidakkah kau tahu bahwa Sang Pencipta menciptakan kita dengan k3unikan yang nir serupa-beda? Aku nir bisa berenang sepertimu serta ikan, tetapi aku sanggup terbang mengitari angkasa," burung kembali menyampaikan dengan bijak. "Itulah yg kumaksud, Ulu. Kita masing-masing mempunyai kelebihan sendiri-sendiri. Semut tidak mampu berenang sepertimu, tetapi dia bisa menyusup ke loka-loka kecil yang tidak bisa kau lewati. Ikan nir bisa melompat-lompat sepertimu, tetapi ia bernapas di bawah air. Kamu tidak seharusnya menghina mereka!"
Ulu mulai menyadari bahwa tindakannya keliru. Diam-diam Ulu berpikir bahwa tindakannya itu nir sahih. Ia seharusnya tidak menyombongkan kelebihan dan menghina sahabat-temannya.
"Maafkan saya Burung." ucap Ulu seraya menatap sendu ke arah Semut, Ikan yang sejak tersebut memperhatikan pembicaraan mereka. "Maafkan aku Semut, Ikan, selama ini saya sudah menyinggung perasaanmu." Sejak waktu itu, Ulu mulai menghargai sahabat-temannya serta mereka pun menyukainya kembali.
Dari teks dongeng fabel di atas bisa kita ketahui bahwa terdapat empat tokoh yang terlibat pada fabel pada atas yaitu:
1. Tokoh Ulu si Katak Hijau
2. Tokoh Semut yg Penakut
tiga. Tokoh Ikan yang Minder
4. Tokoh Burung yg Bijaksana
Dari keempat tokoh pada atas, sanggup disebutkan masing-masing wataknya yaitu menjadi berikut:
Tokoh Ulu berwatak Sombong. Dia selalu menyombongkan kelebihannya dibanding dengan sahabat-sahabat yang lain yg terdapat di sekitar kola.
Ulu mengejek Semut yang tidak sanggup berenang.
Bukti pada Fabel:
"Makanya Semut, kau harus berlatih berenang! Aku semenjak berupa berudu telah sanggup berenang, masa kau nir sanggup? Berenang itu sangat gampang, julurkan saja kakimu," Ulu menjulurkan kakinya, "dan tendang ke belakang menyerupai iti! Ups, maaf, kakimu kan pendek," Sambi tertawa, Ulu melompat meninggalkan semut.
Dalam kutipan di atas, sanggup diketahui bahwa Ulu suka mengejek orang lain yang nir sama dengan dirinya.
Tokoh Semut berwatak Penakut. Dengan tubuh yg kecil, semut takut akan hujan lantaran nir sanggup berenang. Dia jua tidak sanggup berbuat apa-apa ketika buat diejek oleh Ulu, ia buat terdiam.
Bukti pada fabel:
Semut spesial buat mampu menatap Ulu dengan kesal. Semut nir mampu berenang karena beliau berjalan.
Tokoh Ikan berwatak pemarah. Ketika ulu mengejeknya dia Istimewa untuk membisu, minder, serta murka . Akhirnya dia (ikan) lebih menentukan menghindari tokoh Ulu daripada wajib melayani olok-olokan tokoh Ulu.
Bukti pada fabel:
Apa yg Ulu katakan sangat menusuk hati Ikan. Ikan menatap ke arah tubuhnya yang ersisik, lalau menatap ke arah tubuh licin Ulu. Ikan yg ersedih hati pun berenang meninggalkan Ulu ke sisi bak yang lain. Ulu pun pulang melompat-lompat di kurang lebih bak dan balik bersenandung.
Tokoh Burung berwatak bijaksana. Meskipun dia diejek sang Ulu, Tokoh Burung justru menjawab tantangan tokoh Ulu menggunakan balasan yg cerdas serta menohok. Akhirnya Ulu pun mengakui masih banyak hal yang harus diperbaiki dirinya.
Bukti pada Fabel:
"Ulu, tidakkah kau memahami bahwa Sang Pencipta membangun kita menggunakan k3unikan yang tidak serupa-beda? Aku tidak bisa berenang sepertimu dan ikan, tetapi saya mampu terbang mengitari angkasa," burung pulang mengatakan dengan bijak.
Demikian klarifikasi perihal tokoh dan watak tokoh dalam fabel 'Semua Istimewa'. Semoga bermanfaat dalam pembelajaran Cerita Rakyat.
Tidak ada komentar untuk "Watak Tokoh Fabel Semua Istimewa Dan Buktinya Dalam Teks"
Posting Komentar