-->

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL Penyakit Menular Seksual PMS

MAKALAH PENYAKIT MENULAR SEKSUAL 

Penyakit Menular Seksual (PMS) 

Oleh: 

dr. NINA INDRIYANI N 



I. Pengertian PMS 

Penyakit Menular Seksual (PMS) merupakan : Suatu gangguan/ penyakit-penyakit yg ditularkan dari satu orang ke orang lain melalui kontak atau interaksi seksual. 

Pertama sekali penyakit ini tak jarang diklaim ‘Penyakit Kelamin’ atau Veneral Disease, namun kini sebutan yang paling tepat adalah Penyakit Hubungan Seksual/ Seksually Transmitted Disease atau secara generik dianggap Penyakit Menular Seksual (PMS). 

Penyakit ini sudah terdapat semenjak zaman Mesir, dimana sebagai gambaran, dalam tahun 1974 sudah ditemukan sebanyak 850.000 perkara PMS/ tahun, serta diantaranya masih ada 1255 perkara Sifilis/ tahun. 

Pengertian lain, Penyakit Menular Seksual (PMS) adalah penyakit yang menyerang manusia dan hewan melalui transmisi hubungan seksual, seks oraldan seks anal. Kata penyakit menular seksual semakin poly dipakai, karena mempunyai cakupan dalam arti’ orang yg mungkin terinfeksi, dan mungkin mengeinfeksi orang lain dengan tanda-indikasi kemunculan penyakit. 

Penyakit menular seksual juga bisa ditularkan melalui jarum injeksi dan pula kelahiran dan menyusui. Infeksi penyakit menular seksual sudah diketahui selama ratusan tahun. 

Pergaulan bebas di generasi belia Indonesia kini menjadi tidak terbantahkan. Budaya Barat sudah membunuh paksa budaya ketimuran kita yang populer mudun. Disini aku tidak menyebut budaya barat barbar. Tetapi ada begitu poly disparitas budaya yg terlampau jauh sehingga bangsa Indonesia mengalami pergeseran budaya. 

Pergaulan ini mungkin sebuah musim tersendiri buat menyebut diri kita sebagai kaum metropolis. Namun yang wajib disadari adalah terdapat begitu banyak dampak samping negative menurut pergaulan bebas. Salah satunya penyakit seksual. Jika kita melakukan interaksi seksual dengan orang lain, walaupun hanya sekali, kita bisa terkena PMS. 



II. Pencegahan PMS

Prinsip primer berdasarkan pengendalian Penyakit Menular Seksual secara prinsip terdapat dua, yaitu: 

1. Memutuskan rantai penularan infeksi PMS 

2. Mencegah berkembangnya PMS serta komplikasi-komplikasinya. 

Dengan pencegahan secara sempurna serta penganan secara dini PMS bisa ditangani dengan lebih baik. Yang penting sekali diingat adalah bentuk-bentuk gejala awal yg sebagai tanda PMS, diantaranya : 

1. Benjolan atau lecet di sekitar indera kelamin 

2. Gatal atau sakit pada kurang lebih indera kelamin 

3. Bengkak atau merah pada lebih kurang lat kelamin 

4. Rasa sakit atau terbakar saat buang air kecil 

5. Buang air kecil lebih sering menurut umumnya 

6. Demam, lemah, kulit menguning dan rasa nyeri sekujur tubuh 

7. Kehilangan berat badan, diare dan keringat malam hari 

8. Keluar cairan dari indera penting yg nir biasa, berbau dan gatal 

9. Dalam wanita keluar darah pada luar masa menstruasi dll 

Bila merasakan tanda-tanda-gejala misalnya pada atas, usahakan perlu diwaspadai kemungkinan-kemungkinan adanya infeksi kuman PMS. 

Pencegahan yang mampu dilakukan antara lain : 

1. Nir melakukan interaksi seks· nir berganti-ganti pasangan· menggunakan kondom setiap hubungan seks 

2. Menghindari transfusi darah menggunakan donor yang tidak kentara dari-usulnya 

3. Norma memakai alat kedokteran juga non medis yg steril 

Yang lebih krusial dari seluruh itu adalah menjaga nilai-nilai moral, kepercayaan , nilai etika dan kebiasaan kehidupan bermasyarakat karena dengan moral serta etika yg baik kita akan terhindar menurut gangguan atau penyakit yg akan membawa kita dalam masalah serius. 

Penyakit kelamin telah lama dikenal pada beberapa negara, terutama yang paling terkenal pada antaranya adalah Sifilis dan Gonorrhoe. Dengan semakin majunya ilmu pengetahuan, makin banyak jua ditemukan jenis-jenis penyakit baru, sehingga istilah Penyakit Kelamin yang dulu banyak dianggap sudah dipercaya nir sinkron lagi serta diubah sebagai Seksually Transmited Disease (STD) atau Penyakit Menular Seksual (PMS). Karena dalam kenyataanya penyakit-penyakit tadi nir hanya tentang jua organ-organ yg lain.sejak tahun ke tahun peristiwa PMS sanggup dikatakan semakin semakin tinggi, terbukti dari data yg diperoleh terlihat setiap tahun nir kurang menurut 250 perkara baru ditemukan serta berdasarkan jumlah tadi 30-50% adalah penyakit-penyakit yang tergolong PMS. Peningkatan Insident tersebut secara tidak langsung juga terjadi karena semakin banyaknya grup konduite-perilaku berisiko tinggi, misalnya: anak-anak usia remaja, PSK (Pekerja Seks Komersial), pecandu narkotika, kaum homoseksual, dll. 

PMS sebagai pembicaraan yang begitu penting selesainya muncul perkara penyakit AIDS yg menelan poly korban tewas dunia, dan sampai kini pengobatan yg paling manjur masih belum ditemukan. Apalagi komplikasi menurut PMS (termasuk AIDS) bisa dibilang poly dan akibatnya pun relatif fatal, diantaranya : 

1. Kemandulan 

2. Kecacatan 

3. Gangguan kehamilan 

4. Kanker 

5. Kematian 

Beberapa faktor yg berpengaruh dalam pola penyakit ini secara prinsip terbagi 2 faktor, yaitu: faktor medis dan faktor sosial. 



III. Seksualitas serta Penyakit Menular Seksual 

Ada 2 jenis penyakit menular seksual yang paling umum yaitu Human Pappilomavirus (HPV) dan Chlamydia, keduanya menyebar tanpa menampakan adanya gejala eksklusif. 

Para penderita HPV pada umumnya tidak akan mengetahui terkena virus itu setelah 3 minggu. Mereka tidak akan merasa sakit serta merasa sehat saja. Padahal virus tersebut sangat berbahaya apabila tidak segera diobati. Virus tadi akan menyebabkan perubahan sel-sel dalam leher rahim yang pada perkara tertentu akan mengakibatkan penyakit kanker. 

Dalam kasus chlamydia, sebagian besar penderita juga tidak menampakan gejala tertentu. Jika positif terinfeksi chlamydia, sebaiknya Anda serta pasangan menjalani pengobatan antibiotik selama tujuh hari. Jika tidak segera diperiksakan, virus ini mampu menyebabkan penyakit radang rongga pinggul, yaitu infeksi pada saluran reproduksi bagian atas, dan bisa mengakibatkan kemandulan. 

Karena itu, setiap wanita di bawah 25 tahun yang telah melakukan interaksi seks secara aktif usahakan melakukan tes chlamydia, setidaknya setahun sekali. 

Perempuan lebih rentan tertular PMS dibandingkan dengan laki-laki . Alasan utamanya adalah: 

1. Saat berhubungan seks, dinding vagina dan leher rahim eksklusif terpapar oleh cairan sperma. Jika sperma terinfeksi oleh PMS, maka perempuan tsb pun mampu terinfeksi 

2. Jika perempuan terinfeksi PMS, dia nir selalu menampakan gejala. Tidak keluarnya gejala dapat mengakibatkan infeksi meluas serta mengakibatkan komplikasi 

3. Banyak orang khususnya perempuan serta remaja enggan buat mencari pengobatan karena mereka nir ingin famili atau rakyat memahami mereka menderita PMS. 

Jika dibiarkan saja tanpa ditangani, PMS bisa menghancurkan orang yang terinfeksi, misalnya: 

1. Kemandulan baik laki-laki atau wanita 

2. Kanker leher rahim dalam wanita 

3. Kehamilan pada luar rahim 

4. Infeksi yg menyebar 

5. Bayi lahir menggunakan kelahiran yang tidak seharusnya, seperti lahir sebelum relatif umur, berat badan lahir rendah, atau terinfeksi PMS 

6. Infeksi HIV 



IV. Gejala Umum Penyakit Menular Seksual 

TABEL GEJALA UMUM PENYAKIT MENULAR SEKSUAL 


Gejala 

Perempuan 

Laki-laki 


Luka 

Luka menggunakan atau tanpa rasa sakit, disekitar indera kelamin, anus, ekspresi atau bagian tubuh yg lain. Tonjolan mini -kecil, diikuti luka yg sangat sakit di lebih kurang alat kelamin 


Cairan tidak normal 

Cairan berdasarkan vagina sanggup gatal, kekuningan, kehijauan, berbau atau berlendir. Duhtubuh sanggup jua keluar menurut anus. 

Cairan bening atau berwarna berasal dari pembukaan kepala penis atau anus. 


Sakit pada saat bunag air mini  

PMS dalam wanita biasanya nir mengakibatkan sakit atau burning urination 

Rasa terbakar atau rasa sakit selama atau selesainya urination terkadang diikuti dengan duhtubuh menurut penis 


Perubahan rona kulit 

terutama pada bagian telapak tangan atau kaki. Perubahan bias menyebar ke semua bagian tubuh 


Tonjolan seperti jengger ayam 

Tumbuh tomjolan misalnya jengger ayam pada kurang lebih indera kelamin 


Sakit pada bagian bawah perut 

Rasa sakit yg ada dan hilang, yang tidak berkaitan dengan menstruasi bisa menjadi tanda infeksi saluran reproduksi (infeksi yg sudah berpindah ke bagian dalam system reproduksi, termasuk servik, tuba falopi, dan ovarium) 


Kemerahan 

Kemerahan pada sekitar indera kelamin, atau diantara kaki 

Kemerahan dalam sekitar indera kelamin, kemerahan dan sakit pada kantong zakar 


Gejala lain menurut HIV/AIDS 

1. Demam 

2. Keringat malam 

3. Sakit ketua 

4. Kemerahan pada ketiak, paha atau leher 

5. Mencret yg terus menerus 

6. Penurunan berat badan secara cepat 

7. Batuk, menggunakan atau tanpa darah 

8. Bintik ungu kebiruan pada kulit 




V. Virus HIV 

HIV merupakan singkatan dari Human Immunodeficiency Virus yang dapat mengakibatkan AIDS menggunakan cara menyerang sel darah putih yg bernama sel CD4 sebagai akibatnya dapat Mengganggu sistem kekebalan tubuh insan yang dalam akhirnya nir bisa bertahan menurut gangguan penyakit walaupun yang sangat ringan sekalipun. 

Virus HIV menyerang sel CD4 serta merubahnya sebagai tempat berkembang biak Virus HIV baru kemudian merusaknya sehingga nir dapat digunakan lagi. Sel darah putih sangat dibutuhkan buat sistem kekebalan tubuh. Tanpa kekebalan tubuh maka ketika diserang penyakit maka tubuh kita tidak memiliki pelindung. Dampaknya merupakan kita bisa mangkat global terkena pilek biasa. 



VI. Penyakit AIDS 

AIDS adalah singkatan berdasarkan Acquired Immune Deficiency Syndrome yang merupakan impak atau impak dari perkembang biakan virus hiv pada tubuh makhluk hidup. Virus HIV membutuhkan waktu buat mengakibatkan sindrom AIDS yang mematikan dan sangat berbahaya. Penyakit AIDS ditimbulkan sang melemah atau menghilangnya sistem kekebalan tubuh yang tadinya dimiliki karena sel CD4 dalam sel darah putih yang poly dirusak oleh Virus HIV. 

Ketika kita terkena Virus HIV kita nir langsung terkena AIDS. Untuk menjadi AIDS diperlukan saat yang usang, yaitu beberapa tahun buat dapat sebagai AIDS yg mematikan. Seseorang dapat menjadi HIV positif. Saat ini nir ada obat, serum maupun vaksin yg dapat menyembuhkan insan dari Virus HIV penyebab penyakit AIDS. 



VII. Metode / Teknik Penularan serta Penyebaran Virus HIV AIDS 

Metode / teknik penularan serta penyebaran virus HIV AIDS : 

1. Darah 

Contoh : Tranfusi darah, terkena darah hiv+ pada kulit yang terluka, terkena darah menstruasi dalam kulit yg terluka, jarum suntik, dsb 

2. Cairan Semen, Air Mani, Sperma dan Peju Pria 

Contoh : Laki-laki bekerjasama badan tanpa kondom atau pengaman lainnya, berkaitan dengan mulut seks, dsb. 

3. Cairan Vagina pada Perempuan 

Contoh : Wanita bekerjasama badan tanpa pengaman, pinjam-meminjam alat bantu seks, berkaitan dengan mulut seks, dll. 

4. Air Susu Ibu / ASI 

Contoh : Bayi minum asi berdasarkan wanita hiv+, Laki-laki meminum susu asi pasangannya, serta lain sebagainya. 

Cairan Tubuh yg tidak mengandung Virus HIV pada penderita HIV+ : 

1. Air liur / air ludah / saliva 

2. Feses / kotoran / bab / tinja 

3. Air mata 

4. Air keringat 

5. Air seni / air kencing 







VIII. Beberapa Penyakit Menular Seksual yg seringkali ditemukan pada Indonesia 

A. Disebabkan oleh Bakteri : 

1. Gonorrhoe 

a. Pengertian 

Gonore (GO) merupakan penyakit Menular Seksual yang paling seringkali terjadi dan paling mudah terjadi. Penyakit menular seksual (PMS) adalah penyakit yang ditularkan secara pribadi berdasarkan seorang ke orang lain melalui hubungan seks. Namun penyakit gonore ini bisa jua ditularkan melalui ciuman atau hubungan badan yg dekat. Kuman patogen eksklusif yg gampang menular dapat ditularkan melalui makanan, transfusi darah, alat suntik yang dipakai buat obat bius. 

Penyakit menular seksual juga diklaim penyakit venereal adalah penyakit yang paling tak jarang ditemukan di seluruh dunia. Pengobatan penyakit ini efektif serta penyembuhan cepat sekali. Namun, beberapa kuman yg lebih tua sudah sebagai kebal terhadap obat-obatan dan sudah menyebar ke seluruh dunia dengan adanya banyak perjalanan yg dilakukan orang-orang melalui transportasi udara. 

Pengendalian penyakit menular seksual ini adalah dengan menaikkan keamanan hubungan seks menggunakan memakai upaya pencegahan. Salah satu di antara PMS ini merupakan penyakit gonore yg disebabkan oleh bakteri Neisseria gonorrhoeae yg menginfeksi selaput lendir saluran kencing, leher rahim, dubur dan tenggorokan atau selaput lendir Gonore adalah PMS yang paling acapkali ditemukan serta paling mudah ditegakkan diagnosisnya. Nama umum penyakit kelamin ini merupakan “kencing nanah”. Masa inkubasi tiga-5 hari. 

Gonore adalah penyakit menular seksual yg ditimbulkan oleh Neisseria gonorrhoeae yang menginfeksi lapisan pada uretra, leher rahim, rektum serta tenggorokan atau bagian putih mata (konjungtiva). 

Gonore sanggup menyebar melalui genre darah ke bagian tubuh lainnya, terutama kulit dan persendian. Pada wanita, gonore sanggup naik ke saluran kelamin dan menginfeksi selaput pada dalam panggul sebagai akibatnya muncul nyeri panggul serta gangguan reproduksi. 

Ø Kuman : Neisseria gonorrhoea 

Ø Perantara : insan 

Ø Tempat kuman keluar : penis, vagina, anus, lisan 

Ø Cara penularan : kontak seksual eksklusif 

Ø Tempat kuman masuk : penis, vagina, anus, ekspresi 

Ø Yang sanggup terkena : orang yg berhubungan seks tak kondusif 

b. Tanda dan gejala dalam pria 

1) tanda-tanda awal umumnya timbul dalam ketika 2-7 hari selesainya terinfeksi. 

2) Gejalanya berawal sebagai rasa tidak enak pada uretra, yg beberapa jam lalu diikuti oleh nyeri waktu berkemih serta munculnya nanah berdasarkan penis. 

3) Penderita laki-laki umumnya mengeluhkan sakit pada ketika kencing. Dari ekspresi saluran kencing keluar nanah kental berwarna kuning hijau. Setelah beberapa hari munculnya nanah hanya dalam pagi hari, sedikit dan encer serta rasa nyeri berkurang. Bila penyakit ini nir diobati dapat muncul komplikasi berupa peradangan pada alat kelamin. 

4) Penderita seringkali berkemih serta mencicipi friksi buat berkemih, yg semakin memburuk saat penyakit ini menyebar ke uretra bagian atas. 

5) Lubang penis tampak merah serta membengkak. 

c. Komplikasi 

1) Bartolinitis, yaitu membengkaknya kelenjar Bartholin sehingga penderita sukar jalan lantaran nyeri. 

2) Komplikasi bisa ke atas menyebabkan kemandulan, jika ke rongga perut mengakibatkan radang di perut serta usus. 

3) Selain itu baik dalam wanita atau laki-laki bisa terjadi infeksi sistemik (semua tubuh) ke sendi, jantung, selaput otak dan lain-lain. 

4) Pada bunda hamil, jika nir diobati, ketika melahirkan mata bayi bisa terinfeksi, jika nir cepat ditangani bisa menyebabkan kebutaan 

5) Infeksi kadang menyebar melalui aliran darah ke 1 atau beberapa sendi, dimana sendi menjadi bengkak serta sangat nyeri, sebagai akibatnya pergerakannya menjadi terbatas. 

6) Infeksi melalui genre darah pula sanggup mengakibatkan timbulnya bintik-bintik merah berisi nanah di kulit, demam, rasa nir lezat badan atau nyeri pada beberapa sendi yang berpindah dari satu sendi ke sendi lainnya (sindroma artritis-dermatitis). 

7) Bisa terjadi infeksi jantung (endokarditis). Infeksi pembungkus hati (perihepatitis) mampu menyebabkan nyeri yg menyerupai kelainan kandung empedu. 

8) Komplikasi yang terjadi sanggup diatasi dan sporadis membuahkan fatal, namun masa penyembuhan buat artritis atau endokarditis berlangsung lambat. 

d. Diagnosa 

1) Diagnosis ditegakkan berdasarkan output pemeriksaan mikroskopik terhadap nanah, dimana ditemukan bakteri penyebab gonore. 

2) apabila dalam inspeksi mikroskopik nir ditemukan bakteri, maka dilakukan pembiakan di laboratorium. 

3) Jika diduga terjadi infeksi tenggorokan atau rektum, diambil contoh menurut daerah ini serta dibentuk biakan. 

e. Pengobatan 

1) Gonore umumnya diobati menggunakan suntikan tunggal seftriakson intramuskuler (melalui otot) atau dengan pemberian antibiotik per-oral (melalui verbal) selama 1 minggu (umumnya diberikan doksisiklin). 

2) Cefixime 

3) Ceftriaxone 

4) Spectinomycin 

5) Silver nitrate 

6) Erythromycin Jika gonore sudah menyebar melalui genre darah, umumnya penderita dirawat pada tempat tinggal sakit serta menerima antibiotik intravena (melalui pembuluh darah, infus). 

2. Sifilis 

a. Pengertian 

Sifilis merupakan penyakit kelamin menular yg ditimbulkan sang bakteri spiroseta, Treponema pallidum. Penularan umumnya melalui kontak seksual; tetapi, terdapat beberapa contoh lain seperti hubungan langsung dan kongenital sifilis (penularan melalui ibu ke anak pada uterus). 

Gejala dan tanda menurut sifilis poly serta berlainan; sebelum perkembangan tes serologikal, penaksiran sulit dilakukan dan penyakit ini acapkali disebut “Peniru Besar” karena sering dikira penyakit lainnya. Data yg dilansir Departemen Kesehatan memperlihatkan penderita sifilis mencapai lima.000 – 10.000 masalah per tahun. Sementara pada Cina, laporan menampakan jumlah kasus yg dilaporkan naik menurut 0,2 per 100.000 jiwa pada tahun 1993 sebagai lima,7 masalah per 100.000 jiwa dalam tahun 2005. Di Amerika Serikat, dilaporkan sekitar 36.000 kasus sifilis tiap tahunnya, dan nomor sebenarnya diperkiran lebih tinggi. Sekitar tiga per lima kasus terjadi kepada lelaki. 

Bila tidak terawat, sifilis bisa menyebabkan imbas berfokus seperti kerusakan sistem saraf, jantung, atau otak. Sifilis yang tak terawat dapat berakibat fatal. Orang yang mempunyai kemungkinan terkena sifilis atau menemukan pasangan seks-nya mungkin terkena sifilis dianjurkan buat segera menemui dokter secepat mungkin. 

b. Penyebab Sifilis 

Sifilis adalah infeksi kronik menular yg disebabkan sang bakteri troponema pallidum, menginfeksi dan masuk ke tubuh penderita kemudian merusaknya. Sifilis hanya menular antar insan melalui kontak seksual, atau Ibu kepada bayinya. Sifilis menular melalui penis, vagina, anus, ekspresi, transfusi serta mak hamil kepada bayinya. 

c. Gejala Sifilis 

Masa inkubasi antara 10 – 90 hari, dengan tanda-tanda: 

Tahap 1 : 9 – 90 hari selesainya terinfeksi. Timbul: luka kecil, bulat serta tidak sakit (chancre) tepatnya pada kulit yg terpapar/hubungan eksklusif menggunakan penderita. Chancre sebagai tempat masuknya penyakit hampir selalu ada di pada serta sekitar genetalia, anus bahkan verbal. Pada masalah yang nir dibobati (sampai tahai 1 berakhir), sesudah beberapa minggu, chancre akan menghilang tapi bakteri tetap berada pada tubuh penderita. 

Tahap 2 : 1 – dua bulan lalu, ada gejala lain: sakit tenggorokan, sakit pada bagian pada verbal, nyeri otot, demam, indolen, rambut rontok serta masih ada bintil. Beberapa bulan kemudian akan menghilang. Sejumlah orang nir mengalami gejala lanjutan. 

Tahap 3 : Dikenal sebagai termin akhir sifilis. Pada fase ini chancre sudah mengakibatkan kerusakan fatal pada tubuh penderita. Dalam stase ini akan ada tanda-tanda: kebutaan, tuli, borok dalam kulit, penyakit jantung, kerusakan hati, lumpuh serta gila. Tahap letal. 

d. Cara Penularan 

Harus terjadi kontak pribadi dengan kulit orang yg telah terinfeksi disertai dengan lesi infeksi sehingga bakteri mampu masuk ke tubuh manusia. Pada saat melakukan interaksi seksual (misal) bakteri memasuki vagina melalui sepalut lendir dalam vagina, anus atau mulut melalui lubang kecil. Sifilis sangat mudah menginfeksi orang lain dalam tahap 1 dan 2 selain itu juga dapat disebarkan per-plasenta. 

e. Kasus Sifilis pada Kehamilan dan Persalinan 

Apabila infeksi dalam kehamilan lantaran tidak melakukan inspeksi antenatal yang adekuat akan memiliki efek tidak baik pada janin. Dapat menyebabkan kematian janin, partus immaturus, dan partus prematurus, serta dapat pula di dapatkan tanda-tanda-tanda-tanda sifilis kongenital. 

f. Seks Oral dan Sifilis 

Banyak orang galat meyakini. Mereka pikir seks oral aman. Padahal, hubungan seks dengan cara ini telah terbukti sanggup menularkan penyakit sifilis. Begitu laporan yg disiarkan Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDCP) dalam Morbidity and Mortality Weekly Report. Ditambahkan, luka pada verbal dampak sifilis, dalam gilirannya semakin menaikkan risiko terkena infeksi HIV. 

“Mereka yg pada jangka panjang nir terikat interaksi monogami dan melakukan interaksi seks berkaitan dengan mulut, usahakan permanen menggunakan pelindung, semisal kondom, buat mengurangi risiko terkena penyakit seksual menular,” kata tim peneliti dari Chicago Department of Public Health yg dipimpin oleh Dr. C. Ciesielski. 

Dalam pemantauan yang mereka lakukan, tim itu mendapati bahwa sifilis terus menyebar lewat seks berkaitan dengan mulut. Pola penularan yang mereka pantau sangat berubah pada periode tahun 1998 sampai 2002. Bila di tahun 1990-an sifilis hanya terjadi dalam kaum heteroseksual, semenjak 2001 jumlah pria yang melakukan interaksi seks dengan sesama pria tercatat hampir 60%. 

Antara tahun 2000 sampai 2002 tim yang dipimpin Ciesielski pula mewawancarai mereka yg terkena sifilis. Hasilnya, lebih berdasarkan 14 persen masalah penularan sifilis terjadi melalui seks oral. Jumlah ini dilaporkan oleh 20 persen gay serta 7 % pria serta wanita heteroseksual. 

Angka itu belum termasuk penularan melalui seks oral yg mungkin terjadi pada ketika yang bersangkutan juga melakukan hubungan badan. Bahayanya, orang menggunakan sifilis pada verbal mungkin tidak menunjukkan tanda-tanda. Luka pada ekspresi lazim disalah mengerti menjadi sariawan atau herpes. Padahal, pada dalam luka itu tersembunyi kuman penyebab sifilis. 

g. Pengobatan Sifilis 

Pengobatan sifilis pada kehamilan yaitu dengan penisilin.
1 kali penyuntikan penisilin dirasa sudah relatif adekuat, meski beberapa penderita memerlukan 1-tiga kali injeksi penisilin. Dokter akan meminta penderita yg telah menjalani medikasi buat melakukan tes darah setahun kedepan, dimaksudkan buat memastikan bakteri sudah lisis dari tubuh penderita. Menerapkan pola interaksi seksual yang sehat serta kondusif. Bagi penderita yg alergi penisilin, dapat diganti menggunakan eritromycine atau tetrasiklin. 

3. Urethritis 

a. Pengertian 

Urethritis artinya inflamasi pada urethra atau saluran kencing ditimbulkan lantaran infeksi. Urethritis jua adalah keliru satu sindroma berdasarkan penyakit menular seks (PMS), urethritis secara spesifik dapat terbagi dua yaitu gonococal urethritis serta nongonococal urethritis. 

Urethritis adalah peradangan pada saluran kencing atau urethra, yang terjadi dalam lapisan kulit urethra, ditimbulkan sang bakteri-bakteri yg menyerang saluran kemih seperti Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoae, tricomonal vaginalis dan lain-lain. Peradangan ini umumnya terjadi dalam ujung urethra atau urethra bagian posterior, urethritis jua merupakan galat satu menurut infeksi dari saluran kemih yaitu urethra, prostate, vas deferens, testis atau ovarium, buli-buli, ureter sampai ginjal. Dan bisa dikatakan sebagai bagian dari infeksi saluran kemih superficial atau mukosa yg nir mengindikasikan pencaplokan pada jaringan. 

Secara mikrobiologis dapat dikatakan terjadinya urethritis jika ditemukan pertumbuhan mikroorganisme yg berlebihan di pada sample urine serta disuria. Inflamasi urethra dapat menyerang pasien dari berbagai usia dari mulai bayi yang baru lahir hingga orang tua. Tetapi pada umumnya yang lebih sering terkena urethritis adalah perempuan , hal ini terjadi karena urethra perempuan lebih pendek berdasarkan urethra pria, tetapi dalam masa neonatus penyakit ini lebih acapkali terjadi pada bayi laki-laki . Penegakan penaksiran etiology bisa dilakukan menggunakan adanya petunjuk data dari epidemiologi,manifestasi klinik, inspeksi fisik maupun penunjang serta berbagai petunjuk yang membantu diagnosis penyakit ini. 

Pada daerah saluran kemih sudah didiami oleh spesies-spesies normal serta bisa hilang dalam ketika pengenceran serta pembilasan dalam ketika buang air mini serta dapat hilang menggunakan adanya antibody kandung kemih. Tetapi keadaan ini kadang nir terjadi serta menyebabkan peradangan dalam urethra yang disebabkan sang mikroorganisme tadi. 

b. Penyebab 

Penyebabnya sanggup berupa bakteri, fungi atau virus.
Pada wanita jasad renik tersebut umumnya asal dari vagina. Pada kebanyakan kasus, bakteri berasal menurut usus besar serta hingga ke vagina melalui anus. Lelaki lebih jarang menderita uretritis. 

Jasad renik yang ditularkan melalui hubungan seksual (misalnya Neisseria gonorrhoeae penyebab gonore), masuk ke vagina atau penis pada waktu melakukan interaksi seksual dengan mitra seksual yg terinfeksi dan bisa menjalar ke uretra. 

Uretritis pada laki-laki paling acapkali ditimbulkan sang gonokokus.
Klamidia serta virus herpes simpleks pula mampu ditularkan melalui interaksi seksual serta bisa menyebabkan uretritis. 

c. Manifestasi klinis 

Tanda dan gejala klinis nir bisa dipercayai pada mendiagnritisosa terjadinya urethritis masih harus diadakan pemeriksaan-inspeksi fisik dan penunjang yang bisa memperkuat diagnosa. Kira-kira 30% wanita menggunakan disuria akut, frekuensi, dan piuria menaruh output kultur urin porsi tengah yg memberitahuakn nir adanya pertumbuhan bakteri atau pertumbuhan yang nir bermakna. 

Secara klinis, wanita ini tidak bisa dibedakan menurut wanita yang menderita sistitis. Dan dalam kelompok wanita ini harus dibedakan antara yang terinfeksi kuman pathogen yg ditularkan secara seksual misalnya Chlamydia trachomatis, neisseria gonorrhoeae, atau virus herpes simpleks, serta mereka menggunakan dengan jumlah E. Coli rendah atau menggunakan infeksi stafilokokus pada uretra, perempuan menggunakan penyakit yang sedikit demi sedikit tanpa hematuria, tanpa nyeri suprapubik, dan riwayat tanda-tanda penyakit lebih berdasarkan 7 hari wajib dicurigai menderita infeksi gonokokus. 

Riwayat tambahan adanya penggatian kawan seksual yang baru, terutama sekali jika mitra tersebut baru saja mengalami urethritis dampak clamidial atau gonokokus, wajib menaikkan kecurigaan terhadap penyakit yang dapat ditularkan secara seksual, seperti jika ditemukan servisitis mukopurulen. Hematuria yang kentara, nyeri suprapubik, awikan penyakit mendadak, lama penyakit lebih menurut 3 hari serta adanya riwayat infeksi saluran kemih mendukung adanya infeksi adanya riwayat infeksi sang E. Coli atau stafilokokus.
Uretritis yang didapat secara seksual dalam wanita sering kali bermanifestasi menjadi sindroma uretra akut yang ditandai menggunakan disuria. 

d. Gejala 

Banyak pasien termasuk 25% menurut pengidap NGU nir menerangkan gejala dan menunjukkan inspeksi pada pasangannya, serta 75% berdasarkan wanita yang terinfeksi Chlamydia trachomatis nir memberitahuakn gejala yang berarti. 

Ø Timing : umumnya terjadi pada 4 hari sampai dua minggu sehabis terinfeksi oleh kuman 

Ø Urethral discharge : pengeluaran cairan dengan rona kuning, hijau, cokelat atau pengeluaran yang herbi aktivitas seksual. 

Ø Disuria : umumnya terjadi parus diada penis bagian distal 

Ø Itching atau gatal-gatal yg terjadi pada lebih kurang urethra 

Ø Nyeri pada waktu terjadi urethritis 

Pada laki-laki , uretritis umumnya dimulai menggunakan munculnya cairan menurut uretra. Jika penyebabnya adalah gonokokus maka cairan ini akan mengandung nanah. Apabila penyebabnya merupakan jasad renik yg lainnya, maka cairan ini mengandung lendir. 

Gejala lainnya merupakan nyeri dalam ketika berkemih dan penderita sering mengalami desakan buat berkemih. Apabila uretritis lantaran gonokokus nir diobati secara adekuat, maka pada akhirnya akan terbentuk penyempitan uretra (striktur). Striktur ini akan menaikkan resiko terjadinya uretritis dalam uretra yang lebih tinggi serta kadang menyebabkan terbentuknya abses di kurang lebih uretra.
Abses mampu membangun kantong dalam dinding uretra (divertikulum uretra), yang juga mampu mengalami infeksi. 

Jika abses mengakibatkan terjadinya perforasi kulit, maka air kemih bisa mengalir melalui saluran baru (fistula uretra). 

e. Gejala systemik 

Gejala ini meliputi demam, menggigil, berkeringat, pusing kepala, dan banyak sekali rasa nyeri dalam bagian urethra. 

f. Pencegahan 

Pencegahan dari urethritis ini bisa dilakukan dengan melakukan pendidikan dalam pasien tentang pergaulan serta konduite seks yg sehat antara lain: 

1) Mengajarkan dalam pasien factor-faktor resiko yg bisa terjadi berdasarkan sindroma pms 

2) Menjaga pergaulan, dengan orang-orang yang herbi multiple seks 

3) Menghindari pergaulan bebas 

4) Menghindari penyalahgunaan obat 

5) Menghindari freeseks 

6) Menggunakan kondom dalam seluruh pasangan dan dalam seluruh saat melakukan interaksi seksual 

7) Masyarakat dianjurkan buat mengusut masalah-masalah penyakit yg berkaitan dengan saluran kemih, dan kesehatan tubuh. 

8) Menjaga kebersihan indera kelamin. 

g. Pengobatan 

Pemberian obat pada urethritis merupakn keliru satu pengobatan yang dilakukan buat mencegah penularan terhadap orang lain dan menghambat bakteri-bakteri yg akan menginfeksi uretra. Pemberian antibiotik dalam pasien dengan bentuk gram atau hasil kultur serta buat seluruh pasangan-pasangan seksual dari pasien, tidak memperdulikan tanda-tanda. Terapi dalam pasien yg terinfeksi bakteri gram negative dan sebuah latar belakang yg cocok menggunakan urethritis yg tidak mungkin mengembalikan sampai sembuh atau mungkin buat melanjutkan penularan infeksi. Kelompok selanjutnya mampu lebih baik penanganannya menggunakan single dosis.
Antimikrobial buat mengatasi urethritis sebagai berikut : 

1) Parenteral ceftriaxone 

2) Oral azithromycin 

3) Oral ciprofloxacin 

4) Oral cefixme 

5) Oral doxixycline 

6) Oral parenteral spectinomycin 

7) Oral ofloxacin 

8) Oral cefixima 

9) Oral ciprofloxacin 

Antibiotik misalnya penicilin, amoxilin, dan ampicilin tidak bisa digunakan karena tidak mempunyai daya tahan yang menjadi standar. 

4. Vaginosis Bakterial 

Bakteri vaginosis adalah suatu kondisi dimana vagina mengandung bakteri berbahaya. Menurut Pusat Pengendalian serta Pencegahan Penyakit, bakteri vaginosis adalah infeksi vagina yg paling generik di kalangan perempuan yg sudah berusia. Ia pula dikenal buat menjadi relatif umum pada kalangan wanita hamil. Meskipun bakteri vaginosis dapat ditimbulkan sang faktor-faktor lain selain menurut seks, misalnya douching serta merokok, itu dapat ditularkan melalui interaksi seksual. 

Berikut merupakan beberapa menurut tanda-tanda generik vaginosis bakteri. 

1) Vagina mengalami keputihan 

Semua perempuan mengalami keputihan pada beberapa titik. Apabila Anda melihat bahwa vagina Anda jauh lebih berat daripada umumnya, ini bisa sebagai pertanda vaginosis bakteri. Kebanyakan wanita yg telah bakterial vaginosis akan memiliki berat putih atau vagina abu-abu. Berbeda menggunakan infeksi fungi, umumnya tebal di tekstur, bukan misalnya keju cottage. 

2) Vagina berbau 

Mungkin vagina berbau busuk di saat anda memiliki vaginosis bakteri. Inilah sebabnya mengapa poly wanita diketahui mengalami bau busuk, terutama sesudah mereka mempunyai hubungan seksual. Lantaran vagina membuat banyak pelumasan alami, cairan dapat menaikkan serta mengakibatkan bau busuk. Waspadai hal ini supaya vagina anda tetap wangi sepanjang hari. 

3) Vagina terasa sakit atau panas misalnya terbakar 

Salah satu yang paling gampang buat mengenali gejala-gejala bakteri vaginosis merupakan sensasi terbakar atau menyakitkan. Ini umumnya terjadi selama interaksi seksual atau buang air mini . Banyak wanita menggunakan vaginosis bakteri pemberitahuan ini terbakar atau sakit secara terjadwal sepanjang hari setiap ketika, tetapi. 

4) Vagina terasa gatal 

Banyak perempuan menggunakan pengalaman vaginosis bakteri semacam gatal. Gatal mungkin hanya sedikit, tetapi bagi yang lain itu mungkin berat. Setiap kali Anda melihat parah atau berkelanjutan vagina gatal, krusial buat diperiksa oleh dokter, namun. Ini adalah gejala yg dialami dengan berbagai PMS. 

Perlu diketahui bahwa gejala vaginosis bakteri yg dikenal sangat dekat menggunakan gejala yang berpengalaman menggunakan PMS eksklusif, seperti klamidia serta gonore. Apabila anda melihat keliru satu gejala vaginosis bakteri yg terdaftar di atas, adalah krusial buat mengunjungi ginekolog. 

B. Disebabkan Virus : 

1. Herpes Genitalis 

a. Pengertian 

Herpes Genitalis merupakan suatu penyakit menular seksual di wilayah kelamin, kulit pada sekeliling rektum atau daerah di sekitarnya yang disebabkan oleh virus herpes simpleks. 

Penyebabnya merupakan virus herpes simpleks.
Ada 2 jenis virus herpes simpleks yaitu HSV-1 serta HSV-dua.
HSV-dua umumnya ditularkan melalui hubungan seksual, sedangkan HSV-1 umumnya menginfeksi mulut. Kedua jenis virus herpes simpleks tersebut bisa menginfeksi kelamin, kulit di sekeliling rektum atau tangan (terutama bantalan kuku) serta mampu ditularkan ke bagian tubuh lainnya (misalnya bagian atas mata). 

Luka herpes umumnya nir terinfeksi sang bakteri, tetapi beberapa penderita jua mempunyai organisme lainnya pada luka tadi yang ditularkan secara seksual (misalnya sifilis atau cangkroid). 

Kejadian penyakit ini sangat cepat akhir-akhir ini. Penyakit ini tak dapat diberantas secara tuntas dan acapkali kumat-kumatan, dan dapat menyebabkan komplikasi pada saat hamil serta persalinan. Herpes genitalis disebabkan oleh virus herpes simpleks tipe 1 serta tipe dua. 

Ø tipe 1 : keganasan rendah, 

menyerang terutama sekitar verbal 

Ø tipe dua : ganas, menyerang alat kelamin 

Ø penyebab : virus Herpes Simpleks 

Ø mediator : insan, bahan yg virus 

Ø loka virus keluar : penis, vagina, anus, verbal 

Ø cara penularan : kontak eksklusif 

Ø loka kuman masuk : penis, vagina, anus, verbal 

Pada wanita penyakit ini umumnya tanpa tanda-tanda, tapi dapat menularkan penyakit. Penularan hampir selalu terjadi melalui hubungan seksual. Masa inkubasi 3-lima hari, lalu dalam wilayah kemaluan timbul grup vesikel, di atas kulit kemerahan serta dirasakan nyeri, jika pecah meninggalkan bekas. Sering disertai pembesaran kelenjar yg nyeri. Penyakit sembuh pada dua-3 minggu. Penyakit sering kumat, muncul pada loka yang sama dan umumnya lebih ringan berdasarkan gejala infeksi pertama. Faktor yang mensugesti kekambuhan biasanya merupakan kelelahan fisik serta tertekan mental, atau infeksi sistemik lainnya. Hubungan seksual yang hiperbola dengan banyak pasangan menaikkan kemungkinan berhubungan dengan orang yg telah kena. Komplikasi dalam perempuan hamil dapat ditularkan melalui ari-ari atau pada saat melahirkan, dapat mengakibatkan keguguran, kematian janin atau cacad tetap. Di samping itu, bisa juga mengakibatkan kanker serviks. 

Gejala awalnya mulai ada dalam hari ke 4-7 sesudah terinfeksi.
Gejala awal umumnya berupa gatal, kesemutann serta sakit. Lalu akan ada bercak kemerahan yg mini , yang diikuti oleh sekumpulan lepuhan kecil yg terasa nyeri. Lepuhan ini pecah serta bergabung membangun luka yang melingkar. Luka yang terbentuk umumnya mengakibatkan nyeri serta membentuk keropeng. 

Penderita bisa mengalami kesulitan pada berkemih dan waktu berjalan akan ada nyeri. Luka akan membaik dalam ketika 10 hari tetapi sanggup meninggalkan jaringan parut. Kelenjar getah bening selangkangan umumnya agak membesar. Gejala awal ini sifatnya lebih nyeri, lebih lama dan lebih meluas dibandingkan gejala berikutnya serta mungkin disertai menggunakan demam dan nir enak badan. 

Pada laki-laki , lepuhan dan luka bisa terbentuk pada setiap bagian penis, termasuk kulit depan pada penis yg nir disunat. Pada wanita, lepuhan dan luka bisa terbentuk divulva serta leher rahim. Apabila penderita melakukan interaksi seksual melalui anus, maka lepuhan dan luka mampu terbentuk di kurang lebih anus atau pada dalam rektum. 

Tanda utama menurut genital herpes adalah luka pada lebih kurang vagina, penis, atau pada daerah anus. Kadang-kadang luka dari herpes genital muncul pada skrotum, bokong atau paha. Luka bisa ada sekitar 4-7 hari sesudah infeksi. 

Gejala menurut herpes diklaim pula outbreaks, ada dalam 2 minggu selesainya orang terinfeksi serta bisa saja berlangsung untuk beberapa minggu. 

b. Tanda dan gejala 

Adapun gejalanya sebagai berikut : 

1) Nyeri dan disuria 

2) Uretral serta vaginal discharge 

3) Gejala sistemik (malaise, demam, mialgia, sakit kepala) 

4) Limfadenopati yang nyeri pada wilayah inguinal 

5) Nyeri dalam rektum, tenesmus 

Tanda : 

1) Eritem, vesikel, pustul, ulserasi multipel, erosi, lesi menggunakan krusta tergantung dalam tingkat infeksi. 

2) Limfadenopati inguinal 

3) Faringitis 

4) Cervisitis 

c. Klasifikasi Herpes genital 

1) Herpes genital primer 

Infeksi utama umumnya terjadi seminggu sesudah interaksi seksual (termasuk hubungan oral atau anal). Namun lebih poly terjadi setelah interval yg usang serta umumnya 1/2 dari perkara nir menampakkan gejala. Erupsi bisa didahului dengan gejala prodormal, yang mengakibatkan galat penaksiran menjadi influenza. Lesi berupa papul mini menggunakan dasar eritem dan berkembang menjadi vesikel serta cepat membentuk erosi superfisial atau ulkus yg nir nyeri, lebih tak jarang dalam glans penis, preputium, serta frenulum, korpus penis lebih jarang terlihat. 

2) Herpes genital rekuren 

Setelah terjadinya infeksi utama klinis atau subklinis, dalam suatu saat jika terdapat faktor pencetus, virus akan menjalani reaktivasi dan multiplikasi pulang sebagai akibatnya terjadilah lagi rekuren, pada saat itu pada pada hospes telah terdapat antibodi spesifik sebagai akibatnya kelainan yang muncul dan tanda-tanda tidak seberat infeksi utama. Faktor pencetus diantaranya: trauma, koitus yang hiperbola, demam, gangguan pencernaan, kelelahan, makanan yg merangsang, alkohol, dan beberapa masalah sukar diketahui penyebabnya. Pada sebagian besar orang, virus bisa menjadi aktif serta mengakibatkan outbreaks beberapa kali dalam setahun. HSV berdiam dalam sel saraf pada tubuh kita, saat virus terpicu untuk aktif, maka akan berkiprah berdasarkan saraf ke kulit kita. Lalu memperbanyak diri serta dapat muncul luka pada tempat terjadinya outbreaks. 

d. Gambaran & Manifestasi Klinis 

Mengenai citra klinis menurut herpes progenitalis : tanda-tanda klinis herpes progenital bisa ringan hingga berat tergantung dari stadium penyakit dan imunitas dari pejamu. Stadium penyakit meliputi : Infeksi utama ? Stadium laten ? Replikasi virus ? Stadium rekuren. 

Manifestasi klinik menurut infeksi HSV tergantung dalam loka infeksi, serta status imunitas host. Infeksi utama dengan HSV berkembang pada orang yang belum punya kekebalan sebelumnya terhadap HSV-1 atau HSV -2, yg biasanya menjadi lebih berat, dengan gejala serta pertanda sistemik dan sering mengakibatkan komplikasi. Berbagai macam manifestasi klinis: 

1) infeksi oro-fasial 

2) infeksi genital 

3) infeksi kulit lainnya 

4) infeksi okular 

5) kelainan neurologist 

6) penurunan imunitas 

7) herpes neonatal 

e. Pemeriksaan Laboratorium 

Pemeriksaan laboratorium yg paling sederhana merupakan Tes Tzank diwarnai dengan pengecatan giemsa atau wright, akan terlihat sel raksasa berinti banyak. Sensitifitas serta spesifitas inspeksi ini umumnya rendah. Cara pemeriksaan laboratorium yg lain adalah sebagai berikut. 

1) Histopatologis 

Vesikel herpes simpleks terletak intraepidermal, epidermis yg terpengaruh serta inflamasi dalam dermis sebagai infiltrat menggunakan leukosit dan eksudat sereus yg adalah gugusan sel yg terakumulasi di pada stratum korneum membangun vesikel.(1) 

2) Pemeriksaan serologis ( ELISA serta Tes POCK ) 

Beberapa pemeriksaan serologis yang digunakan: 

a. ELISA mendeteksi adanya antibodi HSV-1 serta HSV-dua. 

b. Tes POCK buat HSV-2 yg sekarang mempunyai sensitivitas yg tinggi. 

3) Kultur virus 

Kultur virus yg diperoleh dari spesimen pada lesi yang dicurigai masih adalah mekanisme pilihan yang adalah gold standard pada stadium awal infeksi. Bahan pemeriksaan diambil dari lesi mukokutaneus dalam stadium awal (vesikel atau pustul), hasilnya lebih baik berdasarkan dalam jika diambil menurut lesi ulkus atau krusta. Pada herpes genitalis rekuren output kultur cepat sebagai negatif, umumnya hari keempat timbulnya lesi, ini terjadi lantaran kurangnya divestasi virus, perubahan imun virus yg cepat, teknik yang kurang tepat atau keterlambatan memproses sampel. Jika titer dalam spesimen relatif tinggi, maka output positif dapat terlihat pada saat 24-48 jam. 

f. Diagnosis 

Secara klinis ditegakkan menggunakan adanya gejala khas berupa vesikel berkelompok dengan dasar eritem dan bersifat rekuren. Gejala dan pertanda dihubungkan dengan HSV-dua. Diagnosis bisa ditegakkan melalui anamnesa, pemeriksaan fisis apabila gejalanya khas serta melalui pengambilan model berdasarkan luka (lesi) serta dilakukan pemeriksaan laboratorium. Tes darah yang mendeteksi HSV-1 dan HSV-2 dapat menolong meskipun hasilnya tidak terlalu memuaskan. Virus kadangkala, tetapi tidak selalu, dapat dideteksi lewat tes laboratorium yaitu kultur. Kultur dikerjakan menggunakan memakai swab untuk memperoleh material yang akan dipelajari menurut luka yg dicurigai menjadi herpes. 

Pada stadium dini erupsi vesikel sangat khas, akan tetapi pada stadium yang lanjut tidak khas lagi, penderita wajib dideteksi menggunakan kemungkinan penyakit lain, termasuk chancroid serta kandidiasis. Konfirmasi virus bisa dilakukan melalui mikroskop elektron atau kultur jaringan. Komplikasi yg timbul pada penyakit herpes genitalis anatara lain neuralgia, retensi urine, meningitis aseptik dan infeksi anal. Sedangkan komplikasi herpes genitalis dalam kehamilan bisa menyebabkan abortus pada kehamilan trimester pertama, partus prematur serta pertumbuhan janin terhambat pada trimester ke 2 kehamilan dan pada neonatus bisa terjadi lesi kulit, ensefalitis, makrosefali dan keratokonjungtivitis. Herpes genital utama HSV 2 serta infeksi HSV-1 ditandai sang kekerapan gejala lokal serta sistemik prolong. Demam, sakit ketua, malaise, dan mialgia dilaporkan mendekati 40 % berdasarkan kaum pria dan 70% berdasarkan perempuan menggunakan penyakit HSV-dua primer. Berbeda menggunakan infeksi genital episode pertama, gejala, indikasi dan lokasi anatomi infeksi rekuren terlokalisir pada genital 

g. Pengobatan 

1) Tidak terdapat pengobatan yg bisa menyembuhkan herpes genitalis, namun pengobatan bisa memperpendek lamanya agresi. 

2) Jumlah serangan bisa dikurangi dengan terus menerus mengkonsumsi obat anti-virus takaran rendah. Pengobatan akan efektif bila dimulai sedini mungkin, umumnya 2 hari selesainya timbulnya tanda-tanda.
Asikovir atau obat anti-virus lainnya bisa diberikan dalam bentuk sediaan berkaitan dengan mulut atau krim buat dioleskan pribadi ke luka herpes. 

3) Obat ini mengurangi jumlah virus yg hidup pada pada luka sebagai akibatnya mengurangi resiko penularan. Obat ini jua mampu meringankan tanda-tanda pada fase awal. Tetapi pengobatan dini dalam serangan pertama tidak bisa mencegah kambuhnya penyakit ini.’ 

4) Sampai kini belum terdapat obat yg memuaskan buat terapi herpes genitalis, namun pengobatan secara umum perlu diperhatikan, misalnya : 

a. Menjaga kebersihan lokal 

b. Menghindari trauma atau faktor pencetus. 

5) Penggunaan idoxuridine mengobati lesi herpes simpleks secara lokal sebanyak lima% hingga 40% dalam dimethyl sulphoxide sangat bermanfaat. Tetapi, pengobatan ini mempunyai beberapa dampak samping, di antaranya pasien akan mengalami rasa nyeri hebat, maserasi kulit bisa jua terjadi. 

6) Meskipun tidak terdapat obat herpes genital, penyediaan layanan kesehatan anda akan meresepkan obat anti viral buat menangani gejala serta membantu mencegah terjadinya outbreaks. Hal ini akan mengurangi resiko menularnya herpes dalam partner seksual. Obat-obatan untuk menangani herpes genital adalah: 

a. Asiklovir
Pada infeksi HVS genitalis utama, asiklovir intravena (5 mg/kg BB/8 jam selama 5 hari), asiklovir oral 200 mg (lima kali/hari saelama 10-14 hari) dan asiklovir topikal (lima% dalam salf propilen glikol) dsapat mengurangi lamanya gejala serta ekskresi virus serta meningkatkan kecepatan penyembuhan.(4,lima) 

b. Valasiklovir
Valasiklovir merupakan suatu ester berdasarkan asiklovir yang secara cepat serta hampir lengkap berubah sebagai asiklovir sang enzim hepar serta menaikkan bioavaibilitas asiklovir hingga 54%.oleh karenanya dosis oral 1000 mg valasiklovir membuat kadar obat pada darah yg sama menggunakan asiklovir intravena. Valasiklovir 1000 mg sudah dibandingkan asiklovir 200 mg 5 kali sehari selama 10 hari buat terapi herpes genitalis episode awal. 

c. Famsiklovir
Adalah jenis pensiklovir, suatu analog nukleosida yg efektif menghambat replikasi HSV-1 dan HSV-2. Sama dengan asiklovir, pensiklovir memerlukan timidin kinase virus buat fosforilase menjadi monofosfat dan seringkali terjadi resistensi silang menggunakan asiklovir. Waktu paruh intrasel pensiklovir lebih panjang daripada asiklovir (>10 jam) sehingga mempunyai potensi pemberian takaran satu kali sehari. Absorbsi peroral 70% dan dimetabolisme menggunakan cepat menjadi pensiklovir. Obat ini pada metabolisme dengan baik. 

7) Herpes genitalis merupakan syarat umum terjadi yang bisa menciptakan penderitanya stress. Pada penelitian in vitro serta penelitian in vivo, povidone iodine terbukti merupakan agen efektif melawan virus tadi, menerima hasil memuaskan secara klinis menurut povidone iodine dalam larutan aqua buat mengobati herpes genital. 

8) CDC (Center For Disease Control and Prevention), merekomendasikan penanganan supresif bagi herpes genital buat orang yang mengalami enam kali atau lebih outbreak per tahun. 

9) Beberapa ahli kandungan merogoh sikap partus dengan cara sectio caesaria bila pada saat melahirkan diketahui bunda menderita infeksi ini. Tindakan ini sebaiknya dilakukan sebelum ketuban pecah atau paling lambat 6 jam sesudah ketuban pecah. Pemakaian asiklovir dalam bunda hamil tidak dianjurkan. 

10) Sejauh ini pilihan sectio caesaria itu relatif tinggi serta studi yang dilakukan menggarisbawahi apakah penggunaan antiviral rutin efektif menurunkan herpes genital yang subklinis, tetapi 

h. Komplikasi 

Infeksi herpes genital biasanya nir mengakibatkan masalah kesehatan yg berfokus pada orang dewasa. Pada sejumlah orang dengan sistem imunitasnya nir bekerja baik, sanggup terjadi outbreaks herpes genital yg mampu saja berlangsung parah pada waktu yang usang. Orang dengan sistem imun yang normal bisa terjadi infeksi herpes dalam mata yang diklaim herpes okuler. Herpes okuler umumnya disebabkan oleh HSV-1 tetapi terkadang dapat pula ditimbulkan HSV. 

Herpes bisa mengakibatkan penyakit mata yg berfokus termasuk kebutaan. Wanita hamil yg menderita herpes bisa menginfeksi bayinya. Bayi yg lahir menggunakan herpes bisa mangkat atau mengalami gangguan pada otak, kulit atau mata. Bila pada kehamilan timbul herpes genital, hal ini perlu menerima perhatian berfokus karena virus bisa melalui plasenta hingga ke peredaran fetal serta bisa mengakibatkan kerusakan atau kematian dalam janin. Infeksi neonatal memiliki nomor mortalitas 60%, separuh berdasarkan yang hayati menderita stigma neurologis atau kelainan pada mata. 

i. Pencegahan 

Hingga ketika ini tidak ada satupun bahan yg efektif mencegah HSV. Kondom dapat menurunkan transmisi penyakit, tetapi penularan masih bisa terjadi pada wilayah yang nir tertutup kondom ketika terjadi ekskresi virus. Spermatisida yg berisi surfaktan nonoxynol-9 mengakibatkan HSV sebagai inaktif secara invitro. Di samping itu yg terbaik, jangan melakukan hubungan oral genital pada keadaan dimana terdapat tanda-tanda atau ditemukan herpes oral. 

Pencegahan 

1) Mendeteksi masalah yang tidak diterapi, baik simtomatik atau asimptomatik. 

2) Mendidik seseorang yang berisiko tinggi buat menerima herpes genitalis serta PMS lainnya buat mengurangi transmisi penularan. 

3) Mendiagnosis, konsul serta mengobati individu yg terinfeksi dan follow up dengan sempurna. 

4) Evaluasi, konsul dan mengobati pasangan seksual dari individu yg terinfeksi. 

5) Skrining disertai penaksiran dini, konseling dan pengobatan sangat berperan pada pencegahan. 

2. Kondiloma Akuminata 

a. Pengertian 

Kondiloma akuminata merupakan: 

Tumor pada genitalia yang bersifat lunak misalnya jengger ayam serta tidak nyeri. 

Pertumbuhan jaringan yang bersifat jinak, superfisial, terutama di wilayah genitalia (kelamin). 

b. Penyebab 

1) Virus DNA golongan Papovavirus, yaitu: Human Papilloma Virus (HPV). 

2) HPV tipe 6 serta 11 menyebabkan lesi menggunakan pertumbuhan (jengger ayam). 

3) HPV tipe 16, 18, dan 31 menyebabkan lesi yang datar (flat). 

4) HPV tipe 16 serta 18 sering herbi karsinoma genitalia (kanker ganas dalam kelamin) 

5) Terdapat papul atau tumor (benjolan), dapat soliter (tunggal) atau multipel (banyak) menggunakan permukaan yang verukous atau mirip jengger ayam. Terkadang penderita mengeluh nyeri.
Jika timbul infeksi sekunder berwarna kemerahan akan berubah menjadi keabu-abuan serta berbau tidak sedap. 

c. Pengobatan 

Umumnya di wilayah lipatan yg lembab pada genitalia eksterna.
Pada pria, contohnya pada: perineum serta lebih kurang anus, sulkus koronarius, gland penis, muara uretra eksterna, prepusium, korpus dan pangkal penis.
Pada wanita, contohnya pada: vulva serta sekitarnya, introitus vagina, labia mayor, labia minor, terkadang dalam porsio uteri. 

1) Tutul (olesi sedikit) menggunakan tinctura podofilin 20-25% (ini tidak boleh diberikan dalam wanita hamil, karena bisa terjadi kematian fetus/janin). 

2) Pada wanita hamil, tutul menggunakan asam triklorasetat (TCA) 80-90%. Atau dipakai larutan menggunakan konsentrasi 50%, dioleskan setiap minggu. 

3) Salep lima-fluorurasil 1-5% diberikan setiap hari hingga lesi hilang. 

4) Bedah listrik (elektrokauterisasi). 

5) Bedah beku menggunakan nitrogen cair. 

6) Bedah skalpel. 

7) Laser karbondioksida. 

8) Interferon (suntikan i.M. Atau intralesi) atau topikal (krim). 

a) Interferon alfa diberikan dengan takaran 4-6 mU i.M. Tiga x seminggu selama 6 minggu atau menggunakan takaran 1-lima mU i.M. Selama 6 minggu. 

b) Interferon beta diberikan menggunakan takaran 2×10 g unit i.M. Selama 10 hari berturut-turut. 

9) Pada laki-laki yg tidak dikhitan (disunat) dapat dilakukan eksisi dan sirkumsisi (khitan). 

10) Jika masih baru (hitungan hari-minggu) muncul, masih dapat diobati menggunakan obat oles tingtura podofilin 25%. Kutil baru ditanadai dengan warnanya yg kemerahan. Jika sudah lama /kronis, ditendai menggunakan warnanya keabuabuan hingga hitam sewarna kulit sekitarnya, umumnya telah lebih menurut 1 bulan. Kalau sudah kronis, obat podofilin nir akan berespon lagi, jadi wajib dilakukan bedah listrik/elektro cauter/ istilah orang awan “dibakar”. 

Menunda pengobatan kutil kelamin ini terlalu usang yg mengakibatkan harus dilakukannya bedah listrik. 

C. Disebabkan oleh Jamur : 

Kandidiasis Vaginosis 

a. Definisi 

Kandidiasis adalah suatu infeksi yang ditimbulkan oleh jenis mikroorganisme yaitu jamur Candida, terutama Candida albicans. Infeksi selaput lendir seperti yang terjadi dalam mulut atau vagina, tak jarang terjadi dalam seorang yang mempunyai sistem kekebalan normal, namun infeksi ini lebih seringkali ditemukan atau merupakan infeksi yang menetap dalam penderita diabetes atau AIDS serta dalam wanita hamil. Orang-orang dengan gangguan sistem kekebalan menurun seringkali menderita kandidiasis yang menyebar ke semua tubuhnya. Sedangkan orang-orang yang beresiko menderita kandidiemi (infeksi Candida pada dalam aliran darah) adalah orang-orang yang memiliki jumlah sel darah putih yg kurang (karena leukemi atau terapi kanker lainnya) dan orang-orang yang menjalani pemasangan kateter pada pembuluh darahnya. Infeksi dalam vagina yang disebabkan oleh Candida sp. Se­ki­tar 85-90% sel ragi yg diisolasi dari va­gina adalah spesies Candida albicans. Sisanya adalah spesies non-albicans, dan yang terbanyak adalah Candida glabrata (Torulopsis glabrata). Vaginitis yg disebabkan oleh spesies non-albicans biasanya resisten terhadap terapi konvensional. 

Candida albicans adalah jamur sel tunggal, berbentuk bundar hingga oval. Jumlahnya lebih kurang 80 spesies serta 17 diantaranya pada­temukan pada insan. Dari seluruh spesies yang ditemukan dalam insan, Candida.al­bi­cans lah yg paling pathogen. Candida albicansmemperbanyak diri menggunakan menciptakan blastospora (budding cell). Blastos­pora akan saling kontiniu dan ber­tam­bah panjang sebagai akibatnya membentuk pseu­­dohifa. Bentuk pseudohifa lebih vi­rulen dan in­va­sif daripada spora. Hal itu dikarenakan pseudohifa berukuran lebih akbar sebagai akibatnya lebih sulit difagositosis sang makrofag. Selain itu, pseudohifa mempunyai titik-titik blastokonidia multipel dalam satu filamennya sehingga jumlah elemen infeksius yang terdapat lebih be­sar. 

b. Candidiasis dapat dibagi ke pada jenis berikut ini: 

1) Oral candidiasis. 

2) Perlèche, luka dan radang pada tepi kanan/kiri ekspresi luar, penyebab candida albicans. 

3) Candidal vulvovaginitis, infeksi membran mucous vagina. 

4) Candidal intertrigo, infeksi dalam kulit. 

5) Diaper candidiasis, infeksi dalam wilayah yang ditutupi diaper (popok) bayi. 

6) Congenital cutaneous candidiasis, infeksi pada kulit bayi lahir prematur. 

7) Perianal candidiasis, infeksi dalam kulit muara anus. 

8) Candidal paronychia, infeksi pada lipatan kuku. 

9) Erosio interdigitalis blastomycetica, infeksi dalam kulit jari. 

10) Chronic mucocuntaneous candidiasis, infeksi kronis pada kuku serta mukosa kulit. 

11) Candidiasis sistemik, infeksi yang menyebar serta menyebabkan keracunan darah khususnya dalam imun rendah. 

12) Candidid, peradangan dalam kulit tangan akibat jamur menurut kaki (misalnya dermatophytids). 

Antibiotik candidiasis, dapat terjadi lantaran kelebihan pemakaian atau pe-resep-an banyak sekali antibiotik (misalnya oxytetracycline yg umumnya digunakan buat mengontrol acne). Efek berdasarkan antibiotik adalah mengurangi tumbuhan bakteri yg umum masih ada dalam sistem gastrointestinal, sehingga menimbulkan lingkungan yang kondusif buat perkembangbiakan Candida yang ada karena nir adanya kompetisi primer. Situasi ini dapat permanen stabil sampai pasien berhenti mengkonsumsi antibiotik. Efek antibiotik yang diharapkan terjadi pada satu wilayah tubuh, akan berefek negatif pada daerah lain jika pemakaiannya hiperbola, contohnya di daerah genital/kemaluan. Bakteri tanaman yg normal terdapat pada wilayah kemaluan serta tidak berbahaya bagi tubuh akan banyak yg terbunuh sang antibiotik ini. Gejalanya, akan muncul kemerahan serta rasa gatal (jamuran pada genital perempuan dan rasa gatal pada genital pria) yg bisa berlangsung selama periode pemakaian antibiotik. Ruam dapat diobati atau dikontrol sang obat antifungal yang cocok, namun infeksi kemungkinan baru dapat terhapus apabila ekuilibrium jumlah bakteri/ fungal asli telah dikembalikan seperti semula (dengan berhenti memakai antibiotik). 

c. Penyebab Candidiasis 

Penyebab terjadinya candidiasis beragam, dapat disebabkan oleh adanya infeksi (oleh kuman, fungi, parasit, virus), adanya benda asing dalam liang senggama, gangguan hormonal dampak mati haid, kelainan pada dapat atau bawaan menurut indera kelamin perempuan , adanya kanker atau keganasan pada indera kelamin, terutama di leher rahim. Jamur Candida albicans adalah galat satu penyebab menurut candidiasis. Jamur ini secara normal hidup pada pada kulit atau usus. Dari sini fungi bisa menyebar ke alat kelamin.candida umumnya nir ditularkan melalui interaksi seksual. Jamur Candida albicans dapat menginfeksi selaput lendir misalnya yg terjadi dalam ekspresi atau vagina, sering terjadi pada seseorang yang memiliki sistem kekebalan normal, namun infeksi ini lebih tak jarang ditemukan atau merupakan infeksi yg menetap pada penderita diabetes atau AIDS dan pada wanita hamil. 





d. Gejala Kandidiasis 

Gejala candidiasis mungkin bervariasi tergantung pada daerah yg terkena/terpapar. Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan rasa gatal yg parah, rasa terbakar, rasa sakit, dan iritasi, serta menyebabkan bercak keputih-putihan atau abu-abu keputih-putihan dalam kulit/dinding vagina, sering dengan tampilan seperti curd/keju. Gejala pula hadir misalnya yang disebabkan oleh bacterial vaginosis. Dalam sebuah studi yang diterbitkan dalam Journal of Obstetrics and Gynecology (2002), hanya 33 persen wanita yang sahih-sahih mengobati infeksi ragi, sedangkan sisanya hanya penekanan mengobati bacterial vaginosis (Trichomonas vaginalis) atau infeksi campuran. Gejala infeksi pada laki-laki yaitu iritasi menggunakan kemaluan berwarna merah pada dekat ketua penis atau dalam kulup, gatal, atau sensasi rasa terbakar. Candidiasis dalam penis bisa juga memiliki menyebabkan rona putih, meskipun jarang. 

e. Patofisiologi Kandidiasis 

Proses infeksi dimulai menggunakan perle­katan Candida albicans dalam sel epitel vagina. Kemampuan melekat ini lebih baik pada Candida albicans dari dalam spesies Candida lain­­nya. Kemudian, Candida albicans men­se­kre­­sikan enzim proteolitik yang menyebabkan kerusakan ikatan-ikatan protein sel pejamu sehingga memudahkan proses invasi. Selain itu, Candida albicans pula me­ngeluarkan mikotoksin antara lain glio­toksin yg bisa merusak ak­tivi­tas fagositosis dan menekan sistem imun lokal. Terbentuknya kolonisasi Can­di­da albicans memudahkan proses invasi ter­sebut berlangsung sehingga menimbul­kan gejala dalam Dpejamu. 

f. Pengobatan 

Bila muncul kandidiasis pada vagina, mampu diberikan anti-jamur lokal atau flukonazol peroral. Candidiasis yg sudah menyebar ke semua vagina, umumnya berat, progresif serta mengakibatkan fatal, dan diberikan amfoterisin B intravena (melalui pembuluh darah) meskipun flukonazol efektif untuk beberapa penderita. 

Dalam global klinis, kandidiasis biasanya diobati dengan jenis antimycotics (obat anti fungi) misalnya: clotrimazole topikal, nistatin topikal, flukonazol, dan ketokonazol topikal. 

Sebagai contoh, dosis satu kali flukonazol (sebagai Diflucan 150 mg tablet diambil secara oral) telah dilaporkan 90% efektif dalam mengobati infeksi fungi vagina. Perawatan/pengobatan wajib melihat kemungkinan terjadinya reaksi alergi terhadap grup obat-obatan azole. Obat ini mempunyai taraf reaksi contraditory yg berbeda menggunakan obat-obatan lainnya. Dosis ini hanya efektif untuk infeksi ragi vagina, serta jenis infeksi ragi lainnya mungkin memerlukan perawatan yg tidak sinkron pula. Pada infeksi berat (umumnya pada pasien rawat inap), amfoterisin B, caspofungin, atau vorikonazol dapat digunakan. 

Perawatan lokal mungkin termasuk suppository vagina (sejenis obat kapsul yang dimasukkan ke vagina) serta douches (penyiraman bagian pada vagina). Obat Gentian violet dapat digunakan buat daerah payudara (bagi bunda yang menyusui), namun jika dipakai pada jumlah akbar dapat mengakibatkan ulceration pada verbal dan tenggorokan bayi. Memperlakukan candidiasis hanya menggunakan obat-obatan belum tentu memberikan output yg diinginkan, serta diharapkan penelitian untuk kemungkinan lainnya menjadi penyebab infeksi parah/berulang/tidak kunjung sembuh. Candidiasis pada ekspresi dapat sebagai indikasi kondisi yang lebih berfokus, seperti infeksi HIV atau penyakit Immunodeficiency lainnya. Menjaga kesehatan Vulvovaginal dapat membantu mencegah candidiasis vaginal. 

Jamur Candida albicans bisa mengembangkan resistensi (perlawanan) terhadap jenis obat antimycotic, seperti fluconazole (keliru satu obat yang acapkali digunakan buat mengobati candidiasis). Infeksi berulang mungkin dapat diobati denggan penggunaan obat anti-fungal, tetapi resitensi terhadap agen (obat) alternatif ini pula dapat terjadi 

D. Disebabkan oleh Parasit : 

1. Scabies 

a. Pengertian 

Scabies adalah penyakit kulit yg ditimbulkan sang tungau (mite) Sarcoptes scabei, yang termasuk dalam kelas Arachnida. Tungau ini ukuran sangat kecil serta hanya bisa dicermati dengan mikroskop atau bersifat mikroskopis. 

Penyakit Scabies sering disebut kutu badan. Penyakit ini jua gampang menular berdasarkan manusia ke manusia , berdasarkan hewan ke manusia serta kebalikannya. Scabies mudah menyebar baik secara eksklusif melalui sentuhan pribadi dengan penderita juga secara tak eksklusif melalui baju, seprai, handuk, bantal, air, atau sisir yg pernah dipakai penderita dan belum dibersihkan serta masih masih ada tungau Sarcoptesnya. 

Scabies menyebabkan rasa gatal dalam bagian kulit misalnya sela-sela jari, siku, selangkangan. Scabies identik menggunakan penyakit anak pondok. Penyebabnya merupakan kondisi kebersihan yg kurang terjaga, sanitasi yg tidak baik, kurang gizi, dan kondisi ruangan terlalu lembab dan kurang menerima sinar matahari secara langsung. Penyakit kulit scabies menular dengan cepat dalam suatu komunitas yg tinggal bersama sebagai akibatnya pada pengobatannya wajib dilakukan secara serentak serta menyeluruh pada seluruh orang serta lingkungan pada komunitas yang terserang scabies, karena apabila dilakukan pengobatan secara individual maka akan mudah tertular pulang penyakit scabies. 

b. Penyebab 

Scabies ditimbulkan oleh Sarcoptes scabiei, tungau ini berbentuk bundardan mempunyai empat pasang kaki . Dua pasang kaki dibagian anterior menonjol keluar melewati batas badan serta 2 pasang kaki bagian posterior tidak melewati batas badan. Sarcoptes betina yg berada di lapisan kulit stratum corneumdan lucidum membuat terowongan ke pada lapisan kulit. Di dalam terowongan inilah Sarcoptes betina bertelur dan dalam waktu singkat telur tadi menetas menjadi hypopi yakti sarcoptes muda menggunakan tiga pasang kaki. Akibat terowongan yang digali Sarcoptes betina serta hypopi yang memakan sel-sel pada lapisan kulit itu, penderita mengalami rasa gatal, akibatnya penderita menggaruk kulitnya sehingga terjadi infeksi ektoparasit serta terbentuk kerak berwarna coklat keabuan yg berbau anyir. 

c. Gejala 

Gejala yang ditunjukkan adalah rona merah, iritasi dan rasa gatal pada kulit yang umumnya muncul pada sela-sela jari, siku, selangkangan, serta lipatan paha. Tanda-tanda lain merupakan keluarnya garis halus yg berwarna kemerahan di bawah kulit yang merupakan terowongan yang digali Sarcoptes betina. Gejala lainnya ada gelembung berair dalam kulit. 

d. Diagnosa 

Diagnosa scabies dilakukan dengan menciptakan kerokan kulit pada wilayah yang berwarna kemerahan dan terasa gatal. Kerokan yang dilakukan sebaiknya dilakukan agak dalam hingga kulit mengeluarkan darah lantaran Sarcoptes betina bermukim relatif dalam di kulit menggunakan membuat terowongan. Untuk melarutkan kerak dipakai larutan KOH 10 %. Selanjutnya hasil kerokan tadi diamatai dengan mikroskop menggunakan perbesaran 10-40 kali. 

e. Pengobatan 

pengobatan scabies bisa dilakukan menggunakan delousing yakni shower menggunakan air yg telah dilarutkan serbuk DDT (Diclhoro Diphenyl Trichloroetan). Pengobatan lain adalah dengan mengolesi salep yang mempunyai daya miticid baik berdasarkan zat kimia organik juga non organik dalam bagian kulit yang terasa gatal dan kemerahan dan didiamkan selama 10 jam. 

Alternatif lain adalah mandi denga sabun sulfur/belerang karena kandungan dalam sulfur bersifat antiseptik serta antiparasit, tetapi pemakaian sabun sulfur tidak boleh hiperbola karena menciptakan kulit sebagai kemarau. Pengobatan scabies wajib dilakukan secara serentak dalam daerah yang terserang scabies supaya tidak tertular pulang penyakit scabies. 

2. Pedikulosis Pubis 

a. Pengertian 

Pediculosis pubis adalah infeksi rambut pada daerrah pubis dan pada sekitarnya karena phthirus pubis. 

Pediculosis pubis dulu dianggap phthirus pubis secara morfologis sama dengan pediculus, maka itu dinamakan pediculus pubis. Ternyata morfologi keduanya berbeda, phthirus pubis lebih mini serta pipih. 

b. Etiologi 

Kutu ini pula memiliki jenis kelamin, yang betina lebih besar daripada yang jantan. Panjang sama dengan lebar 1-2 mm. 

c. Epidemiologi 

1) Penyakit ini menyerang orang dewasa serta edapat digolongkan pada penyakit akibat interaksi seksual (P. H. S. ) 

2) Serta dapat juga menyerang jenggot dan kumis 

3) Infeksi ini pula bias terjadi pada anak-anak, yaitu pada alis atau bulu mata (misalnya blefaritis) dan dalam tepi batas rambut kepala. 

d. Cara penularan 

Umumnya menggunakan hubungan pribadi 

e. Gejala klinis 

1) Gejala yang terutama merupakan gatal pada daerah pubis serta sekitarnya. Gatal ini bisa meluas kedaerah abdomen serta dada, di situ dijumpai bercak-bercak yg berwarna abu-abu atau kebiruan yang dianggap macula serulae. Kutu ini bisa dicermati dengan mata telanjangn serta susah buat dilapaskan lantaran kepalanya dimasukkan ke dalam muara folikel rambut. 

2) Black dot yaitu adanya bercak-bercak hitam yg tampak kentara dalam celana pada berwarna putih yg dilihat oleh penderita pada waktu bangun tidur. 

3) Bercak hitamini merupakan krusta asal dari darah yg tak jarang diinterpretasikan salah sebagai hematuria. 

4) Kadang-kadang terjadi infeksi sekunder dengan pembesaran kelenjar getah bening. 

f. Diagnosis banding 

1) Dermatitis seboroika 

2) Dermatomikosis 

g. Prognosis 

Gejala gatal yang disebabkan sama menggunakan proses dalam pedikulosis. 

h. Pengobatan 

1) Krim gameksan 1 % 

2) Emulsi benzyl benzoate 25 % yang dioleskan kemudian didiamkan selama 24 jam. Pengobatan diulangi 4 hari lalu bila belum sembuh. 

3) Sebaiknya rambut kelamin dipotong 

4) Pakaian pada direbus atau disetrika 

5) Mitra seksual pula harus diperiksa apabila perlu diobati. 

Tentang-soal.