Ringkasan 6 Materi Biologi Kelas XI Semester 2

Kali ini aku akan menaruh rangkuman materi biologi kelas 11 semester 2 berdasarkan KTSP. Materi yg diberikan antara lain kuliner dan sistem pencernaan, sistem pernapasan, sistem ekskresi, sistem koordinasi, sistem reproduksi, serta sistem imun.
1. Makanan dan Sistem Pencernaan
Setiap makhluk hidup memerlukan kuliner. Makanan merupakan segala sesuatu yg dapat dikonsumsi serta mengandung zat-zat yg diharapkan sang tubuh. Makanan haruslah bergizi dan bersih. Fungsi makanan adalah sebagai asal energi, sebagai pembangun tubuh, dan menjadi pelindung tubuh. Di dalam makanan terkandung karbohidrat, lemak, protein, mineral, vitamin, serta air. Beberapa makanan juga mengandung zat adiktif yang cenderung berbahaya bagi kesehatan.
Makanan wajib melalui termin pencernaan terlebih dahulu sebelum dapat diserap dan dipakai oleh tubuh. Sistem pencernaan dalam manusia terdiri berdasarkan:
  1. Mulut yg adalah tempat masuknya kuliner ke pada tubuh serta tempat kuliner dicerna secara mekanik (menggunakan gigi) serta secara kimiawi (menggunakan enzim ptialin). Di pada lisan terdapat gigi, pengecap, dan kelenjar ludah. Fungsi gigi adalah buat menghancurkan kuliner. Fungsi pengecap merupakan menjadi indera pengecap dan buat membantu menelan. Sedangkan fungsi kelenjar ludah adalah membuat ludah (saliva) yg mengandung enzim amilase atau ptialin yang berfungsi mengubah amilum (polisakarida) menjadi maltosa.
  2. Kerongkongan merupakan penghubung antara ekspresi serta lambung. Gerakan kuliner pada dalam kerongkongan diklaim mobilitas peristalsis.
  3. Lambung adalah bagian yg berfungsi membarui makanan menjadi bubur serta mencerna kuliner menggunakan bantuan enzim renin, enzim pepsin, serta asam klorida. Fungsi renin merupakan buat mengganti kaseinogen menjadi kasein. Fungsi pepsin merupakan buat mengubah protein sebagai peptida. Sedangkan fungsi asam klorida merupakan buat membunuh bakteri yg terdapat pada makanan.
  4. Pankreas merupakan kelenjar yang membuat getah pankreas.
  5. Hati (liver) berfungsi buat mengekskresikan empedu yang berfungsi buat mengemulsi lemak supaya lebih gampang dicerna serta diserap.
  6. Usus halus berfungsi buat menyerap sari-sari kuliner.
  7. Usus besar berfungsi buat menyerap air dan garam mineral. Di pada usus akbar pula terdapat bakteri E.coli yang berfungsi buat membusukkan sisa-sisa kuliner.
  8. Anus adalah loka pengeluaran residu-residu output pencernaan.
Beberapa gangguan serta penyakit dalam sistem pencernaan pada manusia antara lain gastritis (maag), konstipasi (sembelit), pankreasitis, diare, serta flatus.
Sistem pencernaan dalam fauna memiliki struktur yg hampir seperti dengan sistem pencernaan dalam insan. Berikut merupakan beberapa contoh struktur sistem pencernaan pada beberapa jenis hewan:
  1. Sistem pencernaan dalam fauna memamah biak terdiri berdasarkan ekspresi, kerongkongan, rumen (perut besar ), retikulum (perut jala), omasum (perut kitab ), abomasum (perut masam), usus halus, usus besar , rektum, dan anus.
  2. Sistem pencernaan dalam burung terdiri berdasarkan lisan, kerongkongan, tembolok, lambung, kantung empedu, usus halus, usus akbar, dan kloaka.
  3. Sistem pencernaan dalam reptil terdiri berdasarkan ekspresi, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka.
  4. Sistem pencernaan pada amfibi terdiri berdasarkan lisan, kerongkongan, lambung, usus, dan kloaka.
  5. Sistem pencernaan pada ikan terdiri dari verbal, kerongkongan, lambung, usus, dan anus.
  6. Sistem pencernaan pada cacing tanah terdiri menurut lisan, kerongkongan, tembolok, empedal, usus, serta anus.
2. Sistem Pernapasan
Oksigen sangat penting bagi makhluk hayati buat membantuk merombak makanan di pada tubuh. Oksigen bisa diperoleh melalui proses pernapasan yg disebut respirasi. Sistem pernapasan pada manusia terdiri berdasarkan:
  1. Hidung merupakan pintu masuk udara ke pada tubuh.
  2. Laring merupakan persimpangan antara tenggorokan dan kerongkongan.
  3. Tenggorokan adalah penghubung antara laring dengan paru-paru.
  4. Bronkus merupakan saluran bercabang 2 yang menuju masing-masing bagian paru-paru.
  5. Paru-paru merupakan organ pernapasan yang paling primer. Paru-paru terdiri menurut jutaan alveolus yang adalah tempat pertukaran oksigen dan karbon dioksida antara paru-paru serta darah.
Pernapasan dapat terjadi secara disadari maupun nir disadari. Proses pernapasan terdiri dari dua daur yaitu wangsit (memasukan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara). Mekanisme pernapasan bisa dibagi menjadi 2 yaitu pernapasan dada serta pernapasan perut. Pada orang dewasa, volume total paru-paru berkisar antara 5 sampai lima liter. Frekuensi pernapasan bisa dipengaruhi oleh beberapa faktor contohnya umur, jenis kelamin, suhu tubuh, serta kegiatan tubuh.
Oksigen bisa berpindah berdasarkan alveolus menuju sel darah merah menggunakan proses difusi. Kemudian oksigen akan dialirkan ke sel-sel tubuh. Oksigen diharapkan untuk proses respirasi di mitokondria pada sel yang lalu menghasilkan energi berupa ATP. Hasil respirasi merupakan karbon dioksida dan menuju ke alveolus melalui difusi lalu dimuntahkan dari tubuh.
Beberapa gangguan serta penyakit pada sistem pernapasan dalam insan antara lain faringitis, pneumonia, emfisema paru-paru, asma, dipteri, asfiksi, tuberkulosis, hipoksia, asidosis, dan sianosis.
Sistem pernapasan dalam hewan mempunyai struktur yang sedikit tidak sama. Berikut adalah beberapa model sistem pernapasan pada beberapa fauna:
  1. Sistem pernapasan pada porifera serta coelenterata dilakukan secara difusi eksklusif melalui membran sel.
  2. Sistem pernapasan dalam cacing disebut pernapasan integumenter yg dilakukan secara difusi oleh permukaan kulit yang selalu lembap
  3. Sistem pernapasan pada sebagian besar serangga memakai indera pernapasan berupa pembuluh trakea.
  4. Sistem pernapasan pada ikan menggunakan insang.
  5. Sistem pernapasan dalam katak menggunakan insang ketika masih berupa berudu sedangkan katak dewasa bernapas menggunakan paru-paru ketika pada darat dan menggunakan kulit ketika pada air.
  6. Sistem pernapasan dalam reptil menggunakan paru-paru.
  7. Sistem pernapasan pada burung menggunakan paru-paru tetapi tidak mempunyai alveolus melainkan parabronki (pembuluh-pembuluh udara). Respirasi ketika terbang menggunakan kantung udara sedangkan waktu istirahat memakai paru-paru.
3. Sistem Ekskresi
Ekskresi adalah proses pengeluaran zat-zat residu hasil metabolisme dalam tubuh dengan tujuan supaya kesetimbangan tubuh terjaga. Sistem ekskresi dalam manusia terdiri menurut ginjal, kulit, hati, serta paru-paru.
Ginjal manusia terletak di rongga perut. Fungsi ginjal merupakan untuk mengekskresikan zat-zat dengan kadar berlebih dan racun/kotoran yang terdapat di dalam darah. Ginjal terdiri berdasarkan tiga bagian yaitu korteks, medula, serta pelvis. Penyaringan darah dilakukan di setiap nefron. Pada nefron masih ada glomerulus, tubulus kontortus proksimal, tubulus kontortus distal, dan tubulus kolektivus. Proses penyaringan darah terdiri menurut filtrasi, rebsorpsi, dan augmentasi. Faktor-faktor yang mensugesti proses pembentukan urin adalah hormon antidiuretik (ADH), hormon insulin, dan jumlah air yg diminum. Gangguan dan penyakit pada ginjal termasuk gagal ginjal, nefritis, diabetes insipidus, diabetes melitus, albuminaria, serta kencing batu.
Paru-paru selain menjadi bagian dari sistem pernapasan juga merupakan bagian berdasarkan sistem ekskresi karena mengeluarkan karbon dioksida serta uap air.
Hati merupakan keliru satu indera ekskresi pada manusia lantaran mengekskresikan empedu. Empedu asal berdasarkan hasil perombakan hemoglobin eritrosit yang telah tua.
Kulit mengekskresikan keringat yang berfungsi buat mendinginkan tubuh. Keringat keluar ketika suhu lingkungan panas atau ketika sedang mengerjakan kegiatan yang membutuhkan banyak gerakan.
Sistem ekskresi pada vertebrata terdiri menurut ginjal namun memiliki disparitas menggunakan ginjal manusia yaitu struktur serta fungsinya. Ikan memiliki sepasang ginjal yg memanjang dan berwarna kemerah-merahan yg diklaim opistonefros. Katak juga memiliki sepasang opistonefros. Reptil mempunyai ginjal yang diklaim metanefros. Sedangkan alat ekskresi dalam burung terdiri menurut ginjal (metanefros), paru-paru, serta kulit.
Sistem ekskresi pada invertebrata tergolong sederhana. Sistem ekskresi pada cacing pipih berupa pembuluh bercabang-cabang yg memanjang pada bagian samping kiri serta kanan pada sepanjang tubuhnya. Sistem ekskresi cacing tanah memiliki sepasang ginjal (nefridium) di setiap segmen kecuali dalam tiga segmen pertama serta terakhir. Sistem ekskresi pada serangga berupa tubula atau pembuluh malpighi.
4. Sistem Koordinasi
Sistem koordinasi adalah organ serta sistem organ yang bekerja sama secara efisien. Sistem koordinasi terdiri menurut sistem saraf, sistem alat, dan sistem hormon.
Sistem saraf dalam manusia tersusun atas neuron serta neuroglia. Fungsi sistem saraf adalah buat mendapat rangsang (impuls) dan lalu menanggapi rangsang tadi. Setiap neuron (sel saraf) terdiri berdasarkan beberapa bagian yaitu badan sel, dendrit, akson (neurit), selubung mielin, dan nodus ranvier. Sel saraf dibagi menjadi 3 macam yaitu neuron sensorik, neuron motorik, serta neuron penghubung. Impuls mengalir melalui sel saraf lantaran terdapat disparitas potensial listrik yg dianggap polarisasi. Kemudian impuls disalurkan ke sel saraf lain melalui sinapsis. Kelainan, gangguan, serta penyakit pada sistem saraf antara lain penyakit parkinson, alzheimer, epilepsi, dan stroke.
Sistem saraf pusat pada insan terdiri menurut sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi. Sistem saraf pusat terdiri dari otak, sumsum lanjutan, dan sumsum tulang belakang. Otak mengatur mobilitas sadar, sumsum lanjutan mengatur mobilitas tak sadar (denyut jantung, tekanan darah, sentra pernapasan, dll), sedangkan sumsum tulang belakang mengatur mobilitas refleks. Sistem saraf tepi terdiri berdasarkan saraf simpatik dan parasimpatik.
Berikut merupakan beberapa model sistem saraf dalam beberapa hewan vertebrata:
  1. Sistem saraf dalam ikan berupa otak yang terdiri berdasarkan otak besar, otak tengah, otak kecil, dan sumsum lajutan (medula oblongata).
  2. Sistem saraf dalam amfibi terdiri menurut otak.
  3. Sistem saraf dalam burung terdiri berdasarkan otak dan sumsum tulang belakang.
Sistem saraf pada invertebrata masih sangat sederhana. Berikut merupakan model sistem saraf dalam beberapa hewan invertebrata:
  1. Sistem saraf dalam cacing pipih terdiri dari dua ganglia yg terletak pada daerah kepala.
  2. Sistem saraf pada cacing tanah dianggap sistem saraf tangga tali yg terdiri dari 2 butir ganglion otak dan sebuah serabut saraf.
  3. Sistem saraf dalam serangga berupa sistem saraf tangga tali yang terdiri dari serabut saraf yg memanjang pada bagian bawah tubuhnya.
Indera merupakan reseptor yang bertugas buat mengenali lingkungan serta memberi respon terhadap segala perubahan rangsangan yang terjadi pada lingkungan tersebut. Sistem indera pada manusia diklaim panca indra yang terdiri dari kulit (indera peraba dan perasa), pengecap (alat lidah), hidung (indera pembau), telinga (indera telinga), dan mata (indra penglihatan).
Berikut adalah beberapa model keistimewaan sistem alat pada hewan vertebrata:
  1. Indera ikan terdiri dari gurat sisi (reseptor perubahan tekanan air), mata, alat indera pendengaran, serta indera pembau.
  2. Amfibi mempunyai mata dengan selaput tidur yg dianggap membran niktitans.
  3. Reptil memiliki alat pembau yg tajam.
  4. Burung mempunyai alat penglihatan yg baik.
Sistem indera dalam fauna invertebrata masih sangat sederhana. Berikut adalah beberapa model sistem alat dalam invertebrata:
  1. Cacing pipih memliki sepasang bintik mata yang sangat peka terhadap cahaya.
  2. Cacing tanah mempunyai reseptor cahaya di bagian atas tubuhnya yang hanya dapat membedakan gelap dan terperinci. Cacing tanah sangat peka terhadap sentuhan, zat-zat kimia, dan suhu.
  3. Serangga memiliki alat penglihatan berupa mata tunggal (oseli) dan/atau mata beragam (mata faset).
Hormon adalah zat kimia yg dihasilkan oleh kelenjar endokrin. Fungsi hormon adalah buat mengatur proses metabolisme, reproduksi, pertumbuhan, dan perkembangan. Kelenjar endokrin terdiri menurut beberapa macam misalnya kelenjar hopofisis (pituitari), kelenjar tiroid (kelenjar gondok), kelenjar paratiroid (kelenjar anak gondok), kelenjar langerhans, kelenjar suprarenalis (adrenal/anak ginjal), kelenjar pankreas, ovarium, testis, serta plasenta.
Hormon yang dihasilkan hewan vertebrata hampir sama menggunakan insan. Serangga menghasilkan hormon otak, hormon ekdison, serta hormon juvenil. Beberapa jenis hewan membuat feromon.
5. Sistem Reproduksi
Sistem reproduksi pada manusia tidak sinkron sinkron jenis kelaminnya. Pria membentuk sperma sedangkan perempuan menghasilkan sel telur (ovum)
Sistem reproduksi pria terdiri dari penis, skrotum, testis, epididimis, vas deferens, duktus ejakulatoris, dan uretra. Alat kelamin laki-laki membentuk sperma yg dihasilkan pada pada testis. Proses pembentukan sperma diklaim spermatogenesis. Proses pembentukan sperma membutuhkan stimulasi berdasarkan beberapa jenis hormon misalnya testosteron, LH (Luteinizing Hormone), FSH (Follicle Stimulating Hormone), estrogen, dan hormon pertumbuhan.
Sistem reproduksi perempuan terdiri dari vulva, oviduk, ovarium, tuba fallopi, labium, uterus, kelentit, serta vagina. Alat kelamin perempuan menghasilkan ovum (sel telur) yang didapatkan pada ovarium. Proses pembentukan ovum dianggap oogenesis yang asal menurut sel oogonium. Menstruasi terjadi karena ovum yg dilepaskan nir dibuahi sehingga terjadi peluruhan dinding rahim (endometrium). Fase menstruasi terdapat 4 yaitu fase menstruasi, fase praovulasi, fase ovulasi, dan fase pascaovulasi.
Fertilisasi merupakan proses peleburan antara ovum dengan sperma yg kemudian membangun zigot. Zigot akan membelah terus-menerus sehingga menjadi embrio. Embrio memperoleh makanan melalui plasenta.
Penyakit pada sistem reproduksi pada insan diantaranya AIDS (Acquired Immuno Deficiency Syndrome), sifilis, gonorhoea, kandidiasis, dan klamidiasis.
Sistem reproduksi dalam vertebrata terjadi secara seksual baik melalui fertilisasi internal maupun fertilisasi eksternal. Berikut merupakan beberapa contoh sistem reproduksi pada hewan vertebrata:
  1. Reproduksi pada ikan terjadi secara eksternal dan ovipar (bertelur).
  2. Reproduksi dalam amfibi terjadi secara eksternal, ovipar, dan mengalami metamorfosis.
  3. Reproduksi pada reptil terjadi secara internal yang umumnya ovipar.
  4. Reproduksi dalam burung terjadi secara internal serta ovipar.
  5. Reproduksi dalam mamalia terjadi secara internal dan vivipar (melahirkan).
Sedangkan reproduksi pada invertebrata ada yg terjadi secara aseksual (model: fragmentasi, pertunasan, serta pertenogenesis) dan terdapat pula yang terjadi secara seksual yakni dengan proses fertilisasi.
6. Sistem Imun
Sistem imun merupakan sistem pertahanan tubuh atau sistem kekebalan tubuh yang melindungi tubuh dari infeksi atau penyakit. Sistem imun dalam insan terdiri dari 2 jenis yaitu pertahanan tubuh alami serta pertahanan tubuh sang sel darah putih.
Pertahanan tubuh alami terdiri dari empat prosedur yaitu pertahanan fisik (contoh: air mata, minyak, dan mukus), pertahanan mekanik (model: rambut hidung), pertahanan kimia (model: zat kimia yg ada pada air mata, mukus, air liur, dan keringat), dan pertahanan biologis (model: bakteri baik/tidak berbahaya). Sedangkan pertahanan tubuh oleh sel darah putih dilakukan menggunakan 5 jenis sel darah putih yaitu neutrofil, eosinofil, basofil, monosit, serta limfosit.
Ketika sistem imun bekerja, maka dia akan menaruh respon imun. Respon imun dapat berupa respon imun non-khusus (misalnya inflamasi dan fagositosis) dan respon imun khusus (diperantarai sang antibodi atau sel).
Penyakit pula bisa dicegah menggunakan imunisasi protesis. Imunisasi dapat dilakukan dengan menaikkan kekebalan tubuh dan vaksinasi. Antibiotik juga bisa dipakai buat membunuh mikroorganisme merugikan.