Contoh Makalah Keragaman Jenis Flora di Papua
Sejarah Geologi pembentukan Pulau Papua yang rumit serta impak ciri fisiografi mengakibatkan Tanah Papua mempunyai lingkungan habitat menggunakan zona-zona vegetasi terlengkap di Asia-Pasifik mulai menurut wilayah pantai hingga alpin. Karena adanya imbas adaptasi, mengakibatkan flora Papua mempunyai karakter-karakter yang sangat unik, keadaan ini telah membentuk kekayaan tumbuhan yang sangat tinggi di Tanah Papua
Menurut Pigram serta Davis (1987), faktor penyebab utama tingginya keragaman hayati dan endemisitas flora dan fauna di Papua adalah sejarah pembentukan pulau itu. Pulau New Guinea memiliki 32 lempengan tektonik, setiap lempengan memiliki karakteristik khusus sehingga mensugesti jenis tumbuhan yg hadir diatasnya. Selain itu wilayah geografis Papua yg berbentuk pulau mengakibatkan wilayah ini mempunyai keragaman jenis flora yg tidak dimiliki sang wilayah lain di Indonesia sebab adanya isolasi geografi berupa jarak (hamparan dataran), gunung dan bahari yg cukup luas. Keragaman jenis tanaman di Papua jua sangat dipengaruhi oleh faktor biogeografi pulau yg spesial serta faktor-faktor fisik lainnya.
Tanah Papua (Provinsi Papua serta Papua Barat) mempunyai hutan dataran rendah terbesar di Asia Tenggara yang masih murni serta mengandung kekayaan dan keanekaragaman kehidupan yg nir ada taranya. Tanah Papua pula merupakan salah satu misteri (sesuatu yang tidak diketahui) terakhir di dunia yang paling akbar.... Yang menantang buat dipahami, merangsang buat dijelajahi serta menantang jua buat dikembangkan (Petocz, 1987).
Secara generik lingkungan tanaman Tanah Papua dikenal dengan sebutan ”Papuasia”. Perbandingan tingkat keanekaragaman jenis tanaman Tanah Papua (Papuasia) dengan beberapa wilayah pada kawasan di Indonesia secara singkat bisa ditampilkan sbb:
Hampir 1/2 abad Papua berintegrasi dengan RI, belum poly penelitian mengenai keanekaragaman jenis flora serta potensi lokal masyarakat adat sehubungan dengan pemanfaatan flora hutan. Padahal hasil penelitian ini adalah inti dari keterlibatan masyarakat istiadat pada pengelolaan hutan, sumber kabar buat pemanfaatan serta pengembangan sumberdaya baru yg masih potensial.
A. Fitogeografi Flora di Tanah Papua
Pada umumnya jenis tumbuhan di Tanah Papua tumbuh pada tempat asli hutan primer dan sekunder menggunakan tipe ekologi merupakan hutan yg ditentukan sang faktor edafis serta faktor iklim baik penyebaran hutan secara horisontal atau vertikal. Penyebaran tanaman di Tanah Papua biasanya sangat berkaitan dengan penyebaran flora pada daerah lainnya pada Indonesia dan negara-negara pada Asia Tenggara. Khusus buat wilayah Indonesia, berdasar geografi daerah, penyebaran tumbuhan pada Indonesia terbagi sebagai :
Penyebaran tumbuhan pada banyak sekali daerah pada Indonesia sudah menciptakan banyak sekali tipe hutan. Tipe hutan merupakan suatu kata yang digunakan buat kelompok tegakan yg mempunyai karakteristik-karakteristik yang sama pada susunan jenis dan perkembangannya. Umumnya tipe hutan dibedakan berdasar sebaran pada setiap negara sinkron dengan kawasannya.
Penyebaran tumbuhan di Papua sangat ditentukan sang isolasi geografi berupa samudera yg sangat luas, pegunungan yang sangat tinggi serta bentangan alam lainnya misalnya sungai, lembah yang luas, tebing yang curam serta patahan-patahan geologi yang ekstrim. Faktor lainnya yg juga sangat menghipnotis penyebaran tumbuhan merupakan lingkungan. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh dalam penyebaran tumbuh- tumbuhan pada suatu daerah merupakan :
Faktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik (tanah), topografi dan biotik antara satu dengan yg lain sangat berkaitan erat dan sangat menentukan kedatangan suatu jenis tanaman pada tempat eksklusif, tetapi cukup sulit mencari penyebab terjadinya kaitan yang erat itu (Syafei, 1994). Selanjutnya Marsono (1977) menjelaskan bahwa kedatangan suatu jenis dalam suatu tempat atau areal dipengaruhi sang beberapa faktor antara lain ; tempat asal, dimana daerah asal akan mengadakan seleksi pada jenis yg mampu mengikuti keadaan dengan lingkungan setempat, saat yg dibutuhkan buat mengatasi hal ini, dimana menggunakan berjalannya waktu vegetasi akan berkembang ke arah yang stabil dan kedatangan satu jenis bisa dipengaruhi pula sang vegetasi yang berada disekitarnya.
Akibat dari sejarah geologi serta faktor lingkungan, Papua terbagi sebagai empat daerah primer keragaman hayati yaitu : daerah utara, wilayah selatan, daerah kepala burung (Vogelkop) serta wilayah dataran tinggi (Muller, 2005) . Pada daerah-wilayah itu, sejarah geologis yg tidak selaras membentuk vegetasi yang tidak sama dan dalam taraf tertentu jenis hewannyapun tidak sama. Keadaan lingkungan yang khusus serta adanya penghalang (isolasi geografi) buat menyebar, maka kebanyakan jenis tumbuhan dan satwa mempunyai daerah penyebaran yg terbatas yang menyebabkan tingginya keendemikan.
B. Potensi Tumbuhan Endemik pada Papua
Spesies endemik adalah gejala alami sebuah biota buat menjadi unik dalam suatu daerah geografi tertentu. Sebuah spesies sanggup disebut endemik apabila spesies itu merupakan spesies asli yg hanya mampu ditemukan pada sebuah loka eksklusif serta nir ditemukan pada daerah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu. Perbedaan yg harus diperhatikan adalah spesies orisinil belum tentu spesies endemik. Tetapi spesies endemik pastilah spesies asli wilayah itu.
1. Tumbuhan Berkayu Tingkat Pohon
Menurut Whitemore, Tantra serta Sutisna (1997), Berdasarkan output kompilasi spesimen menurut BO serta BZG, laporan penelitian Badan Litbang Kehutanan, penelusuran monograf, publikasi ilmiah dan hasil revisi dan masukan menurut beberapa pakar taksonomi tumbuhan, pada ketahui bahwa pada Tanah Papua untuk tanaman berkayu dengan kriteria diameter 10 cm up serta tinggi lebih menurut lima m, masih ada 86 Famili tanaman berkayu yang terdiri dari 359 genus serta 2.323 spesies.
Hasil kompilasi flora berkayu taraf pohon itu belum lengkap, hal ini disebabkan karena spesimen yang terdapat sangat terbatas sebagai akibatnya buat beberapa keluarga seperti Lauraceae, Myrtaceae, Rubiaceae dan Rutaceae yang merupakan famili menggunakan genus dan spesies yang jumlahnya sangat banyak nir bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga output ini bukanlah hasil akhir dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan dan kemajuan penelitian di bidang taksonomi tumbuhan khususnya tanaman berkayu tingkat pohon.
Berdasarkan hasil kompilasi itu, diketahui bahwa jenis tumbuhan berkayu taraf pohon yang endemik pada Pulau New Guinea atau Tanah Papua (Papua Barat yg termasuk wilayah Negara Republik Indonesia serta Papua Timur yang termasuk daerah Negara Papua New Guinea) adalah 53 keluarga yg terdiri dari 175 genus serta 1205 spesies. Hal ini didasarkan dalam kenyataan bahwa penyebaran tanaman nir mengenal batas negara sehingga untuk tumbuhan berkayu taraf pohon endemik di New Guinea dianggap sama buat daerah Republik Indonesia serta Papua New Guinea. Hasil ini masih perlu dibuktikan lagi, tetapi lambatnya penelitian taksonomi yg disebabkan sang faktor pembatas sumberdaya manusia, waktu dan biaya dikhawatirkan akan menyebabkan beberapa jenis endemik akan punah sebelum sempat diketahui serta dibuktikan.
Sebagai contoh merupakan jenis Manilkara napali van Royen yang penyebarannya pada Teluk Yotefa Kota Jayapura, saat tahun 2008 BPK Manokwari melaksanakan kerjasama penelitian menggunakan Royal Botanical Garden Kew Inggris, jenis ini telah tidak ditemukan lagi karena lokasi terdapatnya jenis ini berdasar catatan Flora Malesiana, kini telah dijadikan Pasar Yotefa.
2.tumbuhan Non Kayu
Belum poly Informasi tentang tumbuhan non kayu (non woody plant) endemik buat daerah Tanah Papua. Hal ini ditimbulkan sebab kurangnya penelitian taksonomi pada wilayah ini, khususnya buat tanaman non kayu. Hal ini menyebabkan hanya jenis- jenis vegetasi non kayu eksklusif aku yang telah diketahui dengan baik oleh masyarakat sebab jenis-jenis itu tak jarang dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Secara umum flora non kayu yang endemik pada Papua belum poly diketahui. Jenis-jenis yg baru diketahui adalah jenis yang telah dimanfaatkan secara budaya sang warga tata cara Papua dan jenis-jenis yang dikerjakan sang ahli taksonomi, dalam hal ini, jenis-jenis itu dapat terungkap karena ahlinya memang terdapat serta pernah melaksanakan penelitian di wilayah Papua. Hasil penelusuran ad interim diketahui bahwa kurang lebih 120 jenis tumbuhan non kayu merupakan jenis endemik pada Tanah Papua.
Sama halnya dengan flora berkayu, jenis-jenis tanaman non kayu endemik Tanah Papua akan berubah seiring dengan laju perkembangan penelitian taksonomi di wilayah ini.
Sumber :
KEKAYAAN, PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN JENIS FLORA DI TANAH PAPUA
Oleh : Krisma Lekitoo
Menurut Pigram serta Davis (1987), faktor penyebab utama tingginya keragaman hayati dan endemisitas flora dan fauna di Papua adalah sejarah pembentukan pulau itu. Pulau New Guinea memiliki 32 lempengan tektonik, setiap lempengan memiliki karakteristik khusus sehingga mensugesti jenis tumbuhan yg hadir diatasnya. Selain itu wilayah geografis Papua yg berbentuk pulau mengakibatkan wilayah ini mempunyai keragaman jenis flora yg tidak dimiliki sang wilayah lain di Indonesia sebab adanya isolasi geografi berupa jarak (hamparan dataran), gunung dan bahari yg cukup luas. Keragaman jenis tanaman di Papua jua sangat dipengaruhi oleh faktor biogeografi pulau yg spesial serta faktor-faktor fisik lainnya.
Tanah Papua (Provinsi Papua serta Papua Barat) mempunyai hutan dataran rendah terbesar di Asia Tenggara yang masih murni serta mengandung kekayaan dan keanekaragaman kehidupan yg nir ada taranya. Tanah Papua pula merupakan salah satu misteri (sesuatu yang tidak diketahui) terakhir di dunia yang paling akbar.... Yang menantang buat dipahami, merangsang buat dijelajahi serta menantang jua buat dikembangkan (Petocz, 1987).
Secara generik lingkungan tanaman Tanah Papua dikenal dengan sebutan ”Papuasia”. Perbandingan tingkat keanekaragaman jenis tanaman Tanah Papua (Papuasia) dengan beberapa wilayah pada kawasan di Indonesia secara singkat bisa ditampilkan sbb:
- Sumatera (Andalas) : antara 8.000-10.000 spesies
- Kalimantan (Borneo) : antara 10.000-15.000 spesies tetapi tidak selaras menurut asal lainnya yg memperkirakan 25.000 jenis flora berpembuluh
- Jawa (Java) : diperkirakan mencapai 4.500 spesies tumbuhan ber-pembuluh
- Sulawesi (Celebes) : diperkirakan lima.000 spesies flora tinggi dan dua.100 jenis antara lain tanaman berkayu.
- Maluku (Moluccas) : belum dapat diperkirakan jumlahnya hanya tercatat 15.000 koleksi yang dari dari maluku dan 2.900 asal dari Maluku Utara
- Kepulauan sunda kecil : belum bisa diperkirakan jumlahnya Perbandingan jumlah koleksi herbarium di Tanah Papua dan beberapa wilayah di Indonesia dalam masa penjajahan kolonial Belanda tahun 1817 - 1950 (Steenis- Kruseman, Cyclopedia of Botanical Exploration in Malesia, Flora Malesia I (1). 1950) dan masa pemerintahan Indonesia tahun 1950-2008.
Hampir 1/2 abad Papua berintegrasi dengan RI, belum poly penelitian mengenai keanekaragaman jenis flora serta potensi lokal masyarakat adat sehubungan dengan pemanfaatan flora hutan. Padahal hasil penelitian ini adalah inti dari keterlibatan masyarakat istiadat pada pengelolaan hutan, sumber kabar buat pemanfaatan serta pengembangan sumberdaya baru yg masih potensial.
A. Fitogeografi Flora di Tanah Papua
Pada umumnya jenis tumbuhan di Tanah Papua tumbuh pada tempat asli hutan primer dan sekunder menggunakan tipe ekologi merupakan hutan yg ditentukan sang faktor edafis serta faktor iklim baik penyebaran hutan secara horisontal atau vertikal. Penyebaran tanaman di Tanah Papua biasanya sangat berkaitan dengan penyebaran flora pada daerah lainnya pada Indonesia dan negara-negara pada Asia Tenggara. Khusus buat wilayah Indonesia, berdasar geografi daerah, penyebaran tumbuhan pada Indonesia terbagi sebagai :
- Flora Jawa (Java)
- Flora Kalimantan (Borneo)
- Flora Sumatra (Andalas)
- Flora sulawesi (Celebes)
- Flora Bali dan Nusa Tenggara (Kepulauan Sunda kecil)
- Flora Maluku (Moluccas)
- Flora Papua (Papuasia)
Penyebaran tumbuhan pada banyak sekali daerah pada Indonesia sudah menciptakan banyak sekali tipe hutan. Tipe hutan merupakan suatu kata yang digunakan buat kelompok tegakan yg mempunyai karakteristik-karakteristik yang sama pada susunan jenis dan perkembangannya. Umumnya tipe hutan dibedakan berdasar sebaran pada setiap negara sinkron dengan kawasannya.
Penyebaran tumbuhan di Papua sangat ditentukan sang isolasi geografi berupa samudera yg sangat luas, pegunungan yang sangat tinggi serta bentangan alam lainnya misalnya sungai, lembah yang luas, tebing yang curam serta patahan-patahan geologi yang ekstrim. Faktor lainnya yg juga sangat menghipnotis penyebaran tumbuhan merupakan lingkungan. Faktor lingkungan yang sangat berpengaruh dalam penyebaran tumbuh- tumbuhan pada suatu daerah merupakan :
- Faktor Iklim yang mencakup ; Curah hujan, Suhu, Kelembaban atmosfer, angin, cahaya dan kesetimbangan energi
- Faktor Fisiografi serta edafik yang meliputi ; Topografi, Faktor edafik (tanah serta lapis alas geologi)
Faktor-faktor lingkungan yaitu iklim, edafik (tanah), topografi dan biotik antara satu dengan yg lain sangat berkaitan erat dan sangat menentukan kedatangan suatu jenis tanaman pada tempat eksklusif, tetapi cukup sulit mencari penyebab terjadinya kaitan yang erat itu (Syafei, 1994). Selanjutnya Marsono (1977) menjelaskan bahwa kedatangan suatu jenis dalam suatu tempat atau areal dipengaruhi sang beberapa faktor antara lain ; tempat asal, dimana daerah asal akan mengadakan seleksi pada jenis yg mampu mengikuti keadaan dengan lingkungan setempat, saat yg dibutuhkan buat mengatasi hal ini, dimana menggunakan berjalannya waktu vegetasi akan berkembang ke arah yang stabil dan kedatangan satu jenis bisa dipengaruhi pula sang vegetasi yang berada disekitarnya.
Akibat dari sejarah geologi serta faktor lingkungan, Papua terbagi sebagai empat daerah primer keragaman hayati yaitu : daerah utara, wilayah selatan, daerah kepala burung (Vogelkop) serta wilayah dataran tinggi (Muller, 2005) . Pada daerah-wilayah itu, sejarah geologis yg tidak selaras membentuk vegetasi yang tidak sama dan dalam taraf tertentu jenis hewannyapun tidak sama. Keadaan lingkungan yang khusus serta adanya penghalang (isolasi geografi) buat menyebar, maka kebanyakan jenis tumbuhan dan satwa mempunyai daerah penyebaran yg terbatas yang menyebabkan tingginya keendemikan.
B. Potensi Tumbuhan Endemik pada Papua
Spesies endemik adalah gejala alami sebuah biota buat menjadi unik dalam suatu daerah geografi tertentu. Sebuah spesies sanggup disebut endemik apabila spesies itu merupakan spesies asli yg hanya mampu ditemukan pada sebuah loka eksklusif serta nir ditemukan pada daerah lain. Wilayah di sini dapat berupa pulau, negara, atau zona tertentu. Perbedaan yg harus diperhatikan adalah spesies orisinil belum tentu spesies endemik. Tetapi spesies endemik pastilah spesies asli wilayah itu.
1. Tumbuhan Berkayu Tingkat Pohon
Menurut Whitemore, Tantra serta Sutisna (1997), Berdasarkan output kompilasi spesimen menurut BO serta BZG, laporan penelitian Badan Litbang Kehutanan, penelusuran monograf, publikasi ilmiah dan hasil revisi dan masukan menurut beberapa pakar taksonomi tumbuhan, pada ketahui bahwa pada Tanah Papua untuk tanaman berkayu dengan kriteria diameter 10 cm up serta tinggi lebih menurut lima m, masih ada 86 Famili tanaman berkayu yang terdiri dari 359 genus serta 2.323 spesies.
Hasil kompilasi flora berkayu taraf pohon itu belum lengkap, hal ini disebabkan karena spesimen yang terdapat sangat terbatas sebagai akibatnya buat beberapa keluarga seperti Lauraceae, Myrtaceae, Rubiaceae dan Rutaceae yang merupakan famili menggunakan genus dan spesies yang jumlahnya sangat banyak nir bisa diselesaikan dengan baik. Sehingga output ini bukanlah hasil akhir dan dapat berubah sesuai dengan perkembangan dan kemajuan penelitian di bidang taksonomi tumbuhan khususnya tanaman berkayu tingkat pohon.
Berdasarkan hasil kompilasi itu, diketahui bahwa jenis tumbuhan berkayu taraf pohon yang endemik pada Pulau New Guinea atau Tanah Papua (Papua Barat yg termasuk wilayah Negara Republik Indonesia serta Papua Timur yang termasuk daerah Negara Papua New Guinea) adalah 53 keluarga yg terdiri dari 175 genus serta 1205 spesies. Hal ini didasarkan dalam kenyataan bahwa penyebaran tanaman nir mengenal batas negara sehingga untuk tumbuhan berkayu taraf pohon endemik di New Guinea dianggap sama buat daerah Republik Indonesia serta Papua New Guinea. Hasil ini masih perlu dibuktikan lagi, tetapi lambatnya penelitian taksonomi yg disebabkan sang faktor pembatas sumberdaya manusia, waktu dan biaya dikhawatirkan akan menyebabkan beberapa jenis endemik akan punah sebelum sempat diketahui serta dibuktikan.
Sebagai contoh merupakan jenis Manilkara napali van Royen yang penyebarannya pada Teluk Yotefa Kota Jayapura, saat tahun 2008 BPK Manokwari melaksanakan kerjasama penelitian menggunakan Royal Botanical Garden Kew Inggris, jenis ini telah tidak ditemukan lagi karena lokasi terdapatnya jenis ini berdasar catatan Flora Malesiana, kini telah dijadikan Pasar Yotefa.
2.tumbuhan Non Kayu
Belum poly Informasi tentang tumbuhan non kayu (non woody plant) endemik buat daerah Tanah Papua. Hal ini ditimbulkan sebab kurangnya penelitian taksonomi pada wilayah ini, khususnya buat tanaman non kayu. Hal ini menyebabkan hanya jenis- jenis vegetasi non kayu eksklusif aku yang telah diketahui dengan baik oleh masyarakat sebab jenis-jenis itu tak jarang dimanfaatkan dan bernilai ekonomis.
Secara umum flora non kayu yang endemik pada Papua belum poly diketahui. Jenis-jenis yg baru diketahui adalah jenis yang telah dimanfaatkan secara budaya sang warga tata cara Papua dan jenis-jenis yang dikerjakan sang ahli taksonomi, dalam hal ini, jenis-jenis itu dapat terungkap karena ahlinya memang terdapat serta pernah melaksanakan penelitian di wilayah Papua. Hasil penelusuran ad interim diketahui bahwa kurang lebih 120 jenis tumbuhan non kayu merupakan jenis endemik pada Tanah Papua.
Sama halnya dengan flora berkayu, jenis-jenis tanaman non kayu endemik Tanah Papua akan berubah seiring dengan laju perkembangan penelitian taksonomi di wilayah ini.
Sumber :
KEKAYAAN, PELESTARIAN DAN PEMANFAATAN JENIS FLORA DI TANAH PAPUA
Oleh : Krisma Lekitoo