Keadaan Flora dan Fauna Indonesia

Curah hujan yg relatif tinggi pada wilayah tropis mengakibatkan suburnya berbagai jenis tumbuhan. Oleh karena itu, daerah tropis dikenal menjadi kawasan hutan belukar yg bukan saja menyimpan aneka macam potensi kekayaan alam, melainkan pula berperan menjadi paru-paru global. Indonesia memiliki beraneka ragam jenis flora. Iklim memiliki pengaruh yang sangat besar , terutama curah hujan dan suhu udara. Pengaruh suhu udara pada tempat asal tanaman di Indonesia telah dikenal menggunakan penjabaran Junghuhn, seorang ahli botani berasal Jerman yang membagi jenis flora menurut ketinggian tempat. Persebaran hewan pada Indonesia berkaitan menggunakan sejarah geologis Kepulauan Indonesia. Menurut Alfred Russel Wallace, masih ada perbedaan sebaran fauna di Indonesia. Klasifikasi persebaran hewan di Indonesia dikenal dengan sebutan kralsifikasi garis wallace.keberadaan flora serta hewan di suatu tempat tentunya dipengaruhi oleh faktor-faktor yang terdapat pada tempat itu. Faktor-faktor yang dimaksud merupakan sebagai berikut.
a. Faktor Klimatik
Iklim terdiri atas suhu udara, tekanan udara, kelembapan udara, angin, serta intensitas sinar surya. Perbedaan temperatur pada suatu daerah ditentukan sang letak lintang (latitude) selatan dan utara serta ketinggian suatu loka. Perbedaan itu mengakibatkan variasi flora pula. Teori ini dibuktikan oleh seseorang ilmuwan hayati lingkungan, sekitar tahun 1889 yg bernama C. Hert Meeriem. Dia meneliti model penyebaran tumbuhan berdasarkan dalam variasi ketinggian Gunung San Fransisco dari kaki gunung sampai ke puncak gunung. Model itu ternyata sejalan menggunakan pola penyebaran tumbuhan menurut garis tropik ekuator hingga ke arah utara atau pun selatan. Jadi, distribusi jenis flora dari wilayah yang paling panas ke wilayah yg paling dingin ternyata menyerupai distribusi tumbuhan dari pantai sampai ke zenit gunung. Artinya, urutan bioma (ekosistem dunia) dari ekuator (khatulistiwa) ke kutub sama menggunakan urutan ekosistem menurut pantai hingga ke puncak gunung.
Meeriem berkesimpulan bahwa tipe tumbuhan suatu wilayah dipengaruhi oleh temperatur, lalu dapat dibuktikan bahwa faktor kelembapan ternyata lebih berperan dari dalam faktor temperatur. Curah hujan tinggi dibutuhkan buat mendukung pertumbuhan tumbuhan besar . Semakin kita berkecimpung ke wilayah menggunakan curah hujan yg rendah, tumbuhan akan didominasi sang flora kecil (belukar, rumput) dan akhirnyakaktus atau tanaman padang pasir lainnya.
b. Faktor Edafik
Jenis tanah erat kaitannya menggunakan kesuburan tanah di tempat yg bersangkutan. Jenis tanah pada aneka macam loka berbeda-beda, bergantung pada faktor bahan dari tanah, iklim, serta vegetasi. Hal ini mengakibatkan taraf kesuburan pada berbagai loka pula tidak selaras, sebagai akibatnya terhadi penyebaran flora serta hewan di seluruh dunia.
c. Faktor Fisiografik
Daratan yang terdapat pada semua bagian atas bumi mempunyai ketinggian yang berbeda-beda. Daratan bisa berupa daratan rendah, pantai, dataran tinggi, serta pegunungan. Makin tinggi relief daratan suatu loka, maka suhu udaranya makin dingin. Pada wilayah-daerah berelief tinggi yg bersuhu dingin, jenis tumbuhan dan hewan yg terdapat sangat terbatas.
d. Faktor Biologis
Dalam biosfer selalu terjadi interaksi yang saling memengaruhi antara sesama makhluk hayati yang dianggap interaksi. Terutama insan menggunakan budayanya, adalah faktor biologis yang paling berpengaruh pada biosfer. Manusia dengan budayanya mampu memengaruhi lingkungan biosfer di sekitarnya. Misalnya, manusia yg selalu berupaya memperbaiki jenis serta penyebaran flora serta fauna. Namun, nir seluruh bentuk hubungan antarfaktor biologis dalam biosfer bersifat memperbaiki (konstruktif), karena terdapat pula yg bersifat merusak (destruktif) atau campuran berdasarkan keduanya.
Dari banyak sekali pengaruh faktor-faktor di atas mengakibatkan wilayah Indonesia adalah galat satu daerah dari 3 negara yang mempunyai keanekaragaman hayati tinggi. Dua negara lainnya, yaitu Brazil serta Zaire. Akan namun dibandingkan Brazil serta Zaire, Indonesia mempunyai keunikan tersendiri. Keunikannya, yaitu pada samping memiliki keanekaragaman hayati tinggi,
Indonesia mempunyai areal tipe Indo-Malaya yg luas, jugatipe Oriental, Australia, serta peralihannya. Selain itu, di Indonesia masih ada poly satwa serta tanaman langka, serta satwa dan flora endemik (penyebaran terbatas). Indonesia terletak di daerah tropik sehingga mempunyai keanekaragaman hayati tinggi dibandingkan dengan wilayah subtropik (iklim sedang) serta kutub (iklim kutub). Tingginya keanekaragaman hayati di Indonesia ini terlihat menurut berbagai macam ekosistem yang terdapat di Indonesia, seperti ekosistem pantai, ekosistem hutan bakau, ekosistem padang rumput, ekosistem hutan hujan tropis, ekosistem air tawar, ekosistem air bahari, serta ekosistem sabana. Masing-masing ekosistem ini memilikikeanekaragaman biologi tersendiri.
Tumbuhan (tanaman ) di Indonesia adalah bagian menurut geografi tanaman Indo-Malaya. Flora Indo-Malaya mencakup flora yang hidup di India, Vietnam, Thailand, Malaysia, Indonesia, dan Filipina. Flora yang tumbuh pada Malaysia, Indonesia, dan Filipina acapkali disebut menjadi grup flora Malesiana. Hutan di daerah tanaman Malesiana memiliki kurang lebih 248.000 spesies flora tinggi, didominasi sang pohon dari familia Dipterocarpaceae, yaitu pohon-pohon yg menghasilkan biji bersayap. Dipterocarpaceae adalah flora tertinggi dan membangun kanopi hutan. Tumbuhan yang termasuk famili Dipterocarpaceae contohnya keruing ( Dipterocarpus sp), meranti (Shorea sp), kayu garu (Gonystylus bancanus), serta kayu kapur (Drybalanops aromatica).
Hutan di Indonesia merupakan bioma hutan hujan tropis atau hutan basah, dicirikan dengan kanopi yg rapat serta banyak flora liana (tumbuhan yang memanjat), misalnya rotan. Tumbuhan spesial Indonesia misalnya durian (Durio zibetinus),Mangga (Mangifera indica), serta Sukun (Artocarpus sp) di Indonesia tersebar pada Sumatra, Kalimantan, Jawa dan Sulawesi. Sebagai negara yang mempunyai flora Malesiana, apakah di Malaysia dan Filipina pula mempunyai jenis tanaman misalnya yg dimiliki sang Indonesia.

Kalimantan, serta Jawa terdapat flora endemik Rafflesia. Tumbuhan ini tumbuh pada akar atau batang flora pemanjat sejenis Indonesia bagian timur, tipe hutannya relatif berbeda. Mulai dari Sulawesi hingga Irian Jaya (Papua) masih ada hutan non–Dipterocarpaceae. Hutan ini mempunyai pohon-pohon sedang, di antaranya beringin (Ficus sp), serta matoa (Pometia pinnata). Pohon matoa merupakan tanaman endemik pada Irian.
Hewan-fauna di Indonesia memiliki tipe oriental (Kawasan Barat Indonesia) serta Australia (Kawasan Timur Indonesia) serta peralihan. Hewan-fauna di bagian Barat Indonesia (oriental) yg meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan, mempunyai ciri-karakteristik menjadi berikut.
  1. Banyak spesies mamalia yang berukuran besar , contohnya gajah, banteng, harimau, badak. Mamalia berkantung jumlahnya sedikit, bahkan nyaris nir ada.
  2. Terdapat banyak sekali macam simpanse, contohnya bekantan, tarsius, orang utan.
  3. Terdapat satwa endemik, misalnya badak bercula satu, binturong (Aretictis binturang), monyet (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus), kukang (Nyeticebus coucang).
  4. Burung-burung memiliki rona bulu yg kurang menarik, namun bisa berkicau. Burung-burung yang endemik, contohnya jalak bali (Leucopsar nothschili), elang jawa, murai mengkilat (Myophoneus melurunus), elang putih (Mycrohyerax latifrons).

Jenis-jenis satwa pada Indonesia bagian timur, yaitu Irian, Maluku, Sulawesi, Nusa Tenggara, relatif sama dengan Australia. Hewan-hewan di bagian Timur Indonesia mempunyai ciri-ciri menjadi berikut.
  1. Mamalia ukuran kecil
  2. Banyak satwa berkantung
  3. Tidak masih ada species kera
  4. Jenis-jenis burung mempunyai warna yg beragam
Irian Jaya (Papua) mempunyai fauna mamalia berkantung, misalnya kanguru (Dendrolagus ursinus), kuskus (Spiloeus maculatus). Papua juga memiliki kolek si burung terbanyak, dan yg palingterkenal merupakan burung Cenderawasih (Paradiseae sp). Di Nusa Tenggara, ter-primer pada pulau Komodo, terdapat reptilian terbesar yaitu komodo (Varanus komodoensis).
Sementara itu, daerah peralihan yg mencakup daerah disekitar garis Wallace yang terbentang dari Sulawesi hingga kepulauan Maluku, jenis hewannya diantaranya tarsius (Tarsius bancanus), maleo (Macrocephalon maleo), anoa, serta babi rusa (Babyrousa babyrussa).
a) Hewan serta Tumbuhan Langka di Indonesia
Di Indonesia banyak terdapat satwa serta tanaman langka. Hewan langka contohnya babirusa (Babyrousa babyrussa), harimau sumatra (Panthera tigris sumatrae), harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), macan kumbang (Panthera pardus), orangutan (Pongo pygmaeus abelii di Sumatra dan Pongo pygmaeus pygmaeus pada Kalimantan), badak sumatra (Decerorhinus sumatrensis), tapir (Tapirus indicus), gajah asia (Ele phas maximus), bekantan (Na salis larvatus), komodo (Vara nus komodoensis), banteng(Bossondaicus), cen drawasih (Paradisaea minor), kanguru pohon (Dendrolagus ursinus), maleo (Macrocephalon maleo), kakatua raja (Probosciger aterrimus), rangkong (Bucerosrhinoceros), kasuari (Casuarius casuarius), buaya muara (Crocodylus porosus), buaya irian (Crocodylus novaeguinae), penyu tempayan (Caretta caretta), penyu hijau (Chelonia mydas), ular sanca bodo (Phyton molurus), sanca hijau (Chondrophyton viridis), bunglon sisir (Gonyochepalus dilophus).
Tumbuh-tumbuhan langka misalnya bedali (Radermachera gigantea), putat (Planchonia valida), kepuh (Sterula foetida), bungur(Lagerstroemia speciosa), nangka celeng (Artocarpus heterophyllus), kluwak (Pangium edule), bendo (Artocarpus elasticus), mundu (Garcinia dulcis), sawo kecik (Manilkara kauki), winong (Tetrameles nudiflora), bayur (Pterospermum javanicum), gandaria (Bouea macrophylla), matoa (Pometia pinnata), sukun berbiji (Artocarpus communis).
b) Hewan dan Tumbuhan Endemik di Indonesia
Di Indonesia banyak masih ada satwa serta tanaman endemik, yaitu satwa serta tumbuhan itu hanya masih ada pada Indonesia, nir masih ada di negara lain. Hewan endemik misalnya harimau jawa (Panthera tigris sondaicus), harimau bali (sudah punah), jalak bali putih (Leucopsar rothschildi) di Bali, badak bercula satu (Rhinoceros sondaicus) pada Ujung Kulon, binturong (Artictis binturong), simpanse (Presbytis thomasi), tarsius (Tarsius bancanus) pada Sulawesi Utara, kukang (Nycticebus coucang), maleo (hanya pada Sulawesi), komodo (Varanus komodoensis) pada Pulau Komodo serta sekitarnya. Tumbuhan yg endemik terutama menurut genus Rafflesia misalnya Rafflesia arnoldi (endemik pada Sumatra Barat, Bengkulu, serta Aceh), R. Borneensis (Kalimantan), R. Cilliata (Kalimantan Timur), R. Horsfilldii (Jawa), R.patma (Nusa Kambangan dan Pangandaran), R. Rochussenii (Jawa Barat), dan R. Contleyi (Sumatra bagian timur).